Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang dan Korea Selatan Sepakat untuk Memperbaiki Hubungan Bilateral

Dilansir melalui Bloomberg, kedua belah pihak mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keinginan untuk memperbaiki hubungan setelah pertemuan sekitar 20 menit antara kedua pemimpin.
Perdana Menteri Shinzo Abe dan Presiden Moon Jae-in di Korea
Perdana Menteri Shinzo Abe dan Presiden Moon Jae-in di Korea

Bisnis.com, JAKARTA -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nakyon sepakat bahwa mereka harus bekerja sama untuk meredakan perselisihan antara kedua negara tetangga.

Dilansir melalui Bloomberg, kedua belah pihak mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keinginan untuk memperbaiki hubungan setelah pertemuan sekitar 20 menit antara kedua pemimpin.

Lee mengirimkan surat kepada Abe dari Presiden Korea Selatan Moon Jaein yang, menurut Kantor Berita Yonhap, menggambarkan Jepang sebagai mitra yang berharga dalam mengamankan perdamaian abadi dengan Korea Utara dan mendesak upaya untuk menyelesaikan perselisihan mereka.

Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, Abe menyampaikan bahwa hubungan bilateral tidak boleh dibiarkan dalam keadaan saat ini, yang dia gambarkan sebagai sangat buruk menurut kementerian luar negeri Jepang.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan bahwa Lee mendesak Abe untuk melanjutkan komunikasi dan pertukaran pendapat.

"Pertemuan ini memberikan sinyal paling positif sejak pengadilan Korea Selatan mengeluarkan putusan yang mendukung klaim adanya perlakuan kerja paksa oleh perusahaan Jepang selama pendudukan Semenanjung Korea tahun 1910-1945," seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (24/10/2019).

Abe terakhir bertemu dengan presiden Korea Selatan pada September 2018 dan melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan Moon untuk mengadakan pembicaraan formal selama acara G20 di Osaka pada Juni.

Ketegangan di antara kedua negara meningkat dengan cepat, setelah Jepang mencoret Korea Selatan dari daftar tujuan ekspor terpercaya dan memberlakukan pembatasan pada penjualan bahan baku utama bagi industri manufaktur semikonduktor dan layar display Korea.

Korea Selatan menanggapi hal ini dengan menarik diri dari perjanjian pertukaran informasi intelijen, yang kemudian diikuti oleh boikot terhadap produk Jepang oleh para warganya.

KEPENTINGAN AS

Setelah cukup lama menyaksikan perseteruan antara kedua negara, pemerintahan Trump baru-baru ini mendesak dua negara tetangga ini untuk mencoba menyelesaikan perbedaan mereka.

AS secara khusus mengkritik keluarnya Korea Selatan dari pakta intelijen, karena Washington mengandalkan kerja sama antara dua sekutu terdekat di Asia untuk membantu melawan China dan Korea Utara.

Saat pertemuan dimulai di Tokyo, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyunghwa mendukung rencana diskusi dan mengatakan pemerintahnya akan bekerja untuk meningkatkan hubungan dengan Jepang melalui dialog.

Dia juga memperingatkan bahwa Jepang perlu menarik pembatasan ekspornya agar hubungan membaik.

Masing-masing negara adalah mitra dagang terbesar ketiga untuk negara lain dan tidak ada yang mampu menghadapi perseteruan ekonomi yang merusak ketika pertumbuhan global melambat.

Data Layanan Pabean Korea memperkirakan ekspor akan mengalami penurunan bulanan ke-11 dan penjualan semikonduktor, yang merupakan bagian terbesar dari ekspor, turun 29% dalam 20 hari pertama pada Oktober.

Sementara itu, jumlah warga Korea Selatan yang berkunjung ke Jepang turun sekitar 58% pada September secara tahunan.

Jika terus berlanjut, tren itu dapat melemahkan target lonjakan pariwisata yang diharapkan Abe menjelang Olimpiade Tokyo tahun depan.

"Situasi suram saat ini tidak menguntungkan kedua negara," kata Kak Soo Shin, duta besar Korea Selatan untuk Jepang dari 2011 hingga 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper