Bisnis.com, JAKARTA – Malaysia mempertimbangkan untuk meningkatkan impor gula mentah dan daging kerbau dari India mulai tahun 2020, yang diharapkan dapat menurunkan ketegangan perdagangan dua negara.
Sebelumnya diberitakan bahwa sejumlah importir India akan membatasi impor minyak kelapa sawit dari Malaysia setelah negara tersebut mengkritik tindakan India di Kashmir.
Malaysia merupakan penghasil dan pengekspor minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, di mana India merupakan salah satu pasar utama negara Malaysia untuk komoditas tersebut.
Kementerian Industri Primer Malaysia, yang menangani masalah kelapa sawit menyatakan dalam satu pernyataan bahwa mereka membuat keputusan tersebut karena mengingat India merupakan tujuan ekspor terbesar ketiga Malaysia pada 2018 untuk minyak kelapa sawit dan produk-produk berbasis kelapa sawit dengan nilai total US$1,63 miliar atau RM6,84 miliar.
“Menteri prihatin atas pemberitaan terbaru mengenai hubungan bilateral antara Malaysia dan India yang kurang baik, padahal kedua negara selama ini telah memiliki hubungan yang kuat dan komprehensif selama lebih dari enam decade,” demikian dikutip Reuters dari pernyataan yang merujuk kepada Menteri Teresa Kok, Selasa (15/10/2019).
“Malaysia terbuka untuk melakukan negosiasi perdagangan lebih lanjut untuk mengatasi kekhawatiran India tentang ketidakseimbangan perdagangan antarkedua negara.”
Disebutkan juga bahwa kontribusi minyak nabati mencapai 2,8% dari produk domestik bruto Malaysia pada 2018 dan sebesar 4,5% dari total ekspor. Industri kelapa sawit termasuk industri utama di negara berpenduduk 32 juta orang tersebut. Secara keseluruhan, per akhir kuartal I/2019, ekspor Malaysia ke India bernilai US$10,8 miliar sedangkan nilai impornya sebesar US$6,4 miliar.
Sedangkan India dikenal sebagai eksportir daging kerbau terbesar di dunia dan produsen gula terbesar yang sedang berjuang untuk memacu ekspornya karena pelemahan harga global.
Sebelumnya pada pekan lalu, Reuters menurunkan laporan bahwa India akan membatasi impor beberapa produk dari Malaysia, termasuk minyak kelapa sawit.
Beberapa pedagang India menyatakan akan berhenti membeli minyak sawit dari Malaysia untuk pengiriman November dan Desember karena khawatir akan pajak impor yang lebih tinggi atau tindakan lain dari pemerintah. Bahkan seruan #BoycottMalaysia juga baru-baru ini menjadi trending topic yang diserukan pengguna media sosial Twitter di India.
Ketegangan ini bermula dari pernyataan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dalam sidang umum PBB bulan lalu, bahwa India telah “menyerbu dan menduduki Kashmir”, wilayah mayoritas muslim yang sedang dalam sengketa karena diklaim juga oleh Pakistan.
Kementerian luar negeri India telah menegur Malaysia karena hal tersebut dan meminta untuk “mengingat hubungan persahabatan antarkedua negara dan berhenti membuat komentar demikian.”
Sebelumnya diketahui sejak 5 Agustus lalu, India mencabut status otonomi khusus Kashmir. Keputusan itu disertai dengan pemutusan jaringan telepon dan internet serta dikirimnya ribuan pasukan ke wilayah lembah Kashmir oleh pemerintah India untuk mencegah kekacauan yang mungkin ditimbulkan oleh warga sipil.