Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengesahkan sanksi terhadap para pejabat Turki dan menghentikan negosiasi atas kesepakatan perdagangan senilai US$100 miliar selain menaikan tarif impor baja negara itu menjadi 50 persen akibat serangan Ankara ke timur laut Suriah.
Serangan lintas-perbatasan terhadap milisi YPG Kurdi oleh Turki sejak Rabu lalu terjadi setelah Trump menarik sebagian pasukan AS dari wilayah tersebut. Langkah penarikan pasukan itu menuai kritik tajam dari sesama Republikan. Trump dituduh meninggalkan sekutu yang berperang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pernyataan Trump dalam bentuk perintah eksekutif untuk segera dilaksanakan itu tidak menentukan individu. Perintah itu menyebutkan akan memungkinkan Washington menjatuhkan "sanksi tambahan yang berat" pada mereka yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang serius. Demikian juga dengan mereka yang menghalangi gencatan senjata, mencegah orang-orang terlantar untuk kembali ke rumah dan pengungsi yang dipulangkan secara paksa.
"Saya sepenuhnya siap untuk menghancurkan ekonomi Turki dengan cepat jika para pemimpin Turki terus menempuh jalan berbahaya dan destruktif ini," kata Trump seperti dikutip Reuters, Selasa (15/10/2019).
Perintah itu akan mengesahkan berbagai konsekuensi, termasuk sanksi keuangan, pemblokiran properti, dan pembatasan masuk ke Amerika Serikat, katanya menambahkan.
Trump juga menegaskan akan menarik pasukan AS yang tersisa dari Suriah di luar kelompok kecil di bagian selatan negara itu. Mereka akan ditempatkan kembali di tempat lain di kawasan itu untuk memantau situasi.
Baca Juga
Nilai tukar lira Turki, yang telah sebelumnya melemah sekitar 0,8% kemarin bereaksi negatif terhadap pengumuman Trump. Mata uang Turki itu berada di posisi 5.9300 atau melemah dari 5.9260 terhadap dollar AS.