Kabar24.com, JAKARTA--Pemerintah Daerah Jayawijaya memulai aktivitas sekolah di Wamena sejak Senin 7 Oktober 2019, namun kegiatan sekolah akan difokuskan pada pemulihan trauma siswa pasca kerusuhan di Wamena.
Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya, Bambang Budiandoyo mengungkapkan kebijakan mengenai masuknya siswa sekolah di Wamena itu disepakati oleh seluruh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan juga seluruh Kepala Distrik. Namun, menurutnya, aktivitas sekolah lebih banyak difokuskan pada pemulihan trauma.
"Bagaimanapun juga sekolah harus segera dibuka, meskipun belum bisa langsung belajar. Kegiatan utamanya masih bersifat rekreatif dan pendataan mengenai jumlah siswa dan guru yang datang. Pemulihan trauma siswa jadi fokus utama sekolah," tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (10/10).
Secara terpisah, Kepala SMA Negeri 1 Wamena, Yosep Wibisono mengakui pihaknya juga sudah meminta seluruh siswa dan guru untuk hadir dan merapihkan kelas serta halaman sekolah.
"Kami minta seluruh siswa dan guru untuk hadir ya sejak Senin lalu untuk merapihkan kelas dan juga halaman sekolah, sambil mendata siswa yang belum hadir. Fokus utama kami adalah trauma healing," katanya.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya di Wamena sendiri, dari 61 sekolah yang ada di kota itu, sebanyak 25 sekolah dari berbagai jenjang PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK terkena dampak atau mengalami kerusakan.