Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah dan Tentara Nasional Indonesia akan memperbaiki bangunan yang rusak akibat kerusuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan pemerintah melibatkan tentara supaya proses perbaikan bangunan selesai lebih cepat. Menurutnya, banyak pekerja yang kabur karena takut terhadap situasi di Wamena. Mengingat kondisi tersebut pemerintah merasa perlu melibatkan tentara.
Basuki menyatakan ratusan bangunan rusak akibat kerusuhan di Wamena. Menurut Basuki 10 kantor pemerintah rusak berat, 8 kantor dan 26 sarana pendidikan rusak ringan, serta 450 rumah toko (ruko) rusak terbakar.
"Ini semua, atas perintah Bapak Presiden tadi, akan ditangani," kata Basuki seusai menemui Presiden Joko Widodo bersama Kepala Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo untuk melaporkan penanganan situasi setelah bencana di Wamena, Ambon dan Palu, Selasa (8/10/2019).
Basuki mengatakan proses perbaikan bangunan di Wamena akan menggunakan bahan baku lokal, melibatkan pengusaha lokal dan melibatkan tentara. Saat ini proses pembersihan sedang dilakukan. Basuki menyebutkan bahwa Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Tito Karnavian dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto sedang berada di Wamena.
Basuki berharap proses perbaikan bangunan di Wamena bisa selesai dalam waktu yang cepat.
"Sekarang ini sedang pembersihan, sejalan dengan penanganan keamanan. Mudah-mudahan dua minggu ini bisa bersih. Karena ada 450 ruko dan 95 rumah. Ini yang penting kita bersihkan, baru rehabilitasi," kata Basuki.
Seperti diketahui 33 orang tewas, puluhan orang terluka, dan ribuan orang mengungsi akibat kerusuhan di Wamena. Di samping itu, fasilitas publik juga banyak yang rusak di wilayah itu.
Kerusuhan di Wamena diduga disebabkan beredarnya kabar bohong atau hoaks mengenai guru yang mengucapkan kata-kata bernada rasisme di sekolah. Presiden Joko Widodo menuding kerusuhan yang terjadi di Wamena itu terjadi karena ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB). Dia juga berharap tidak ada pihak yang menggeser isu kerusuhan ini menjadi konflik etnis.
"Jangan ada yang menggeser-geser ini jadi kayak sebuah konflik etnis. Bukan. Ini adalah kelompok kriminal bersenjata, yang dari atas gunung turun ke bawah dan melakukan pembakaran-pembakaran rumah warga," tegasnya beberapa waktu lalu.