Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korut: AS Tak Punya Usulan Alternatif untuk Perundingan Nuklir

Korea Utara (Korut) menyatakan Amerika Serikat tidak punya usulan alternatif lain dalam dua pekan ini untuk dibawa ke perundingan nuklir yang gagal di Stockholm, Swedia.
Sebuah rudal diluncurkan selama pengujian di lokasi tak dikenal di Korea Utara, dalam gambar tak bertanggal ini yang disediakan oleh KCNA pada 7 Agustus 2019./Reuters
Sebuah rudal diluncurkan selama pengujian di lokasi tak dikenal di Korea Utara, dalam gambar tak bertanggal ini yang disediakan oleh KCNA pada 7 Agustus 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara (Korut) menyatakan Amerika Serikat tidak punya usulan alternatif lain dalam dua pekan ini untuk dibawa ke perundingan nuklir yang gagal di Stockholm, Swedia.

Sebelumnya, pembicaraan tingkat pejabat antara utusan AS dan Korea Utara dibatalkan pada Sabtu (5/10/2019).

Kemenlu AS menyatakan telah menerima undangan Swedia untuk kembali berunding dengan Pyongyang dalam dua pekan ini.

Korea Utara menyatakan bola sekarang ada di pihak AS dan memperingatkan bahwa Washington hanya punya waktu sampai akhir tahun untuk mengubah arah.

"Kami tiak memiliki niat untuk mengadakan negosiasi yang memuakkan seperti terjadi kali ini di Swedia sebelum AS mengambil langkah substansial untuk menarik diri sepenuhnya dari kebijakan bermusuhan terhadap Korea Utara," menurut pihak Kemenlu Korea Utara seperti dikutip Reuters, Senin (7/10//2019). 

Menlu Swedia, Ann Linde mengatakan pembicaraan AS-Korut cukup konstruktif. Namun, ada pandangan yang agak berbeda tentang apa yang harus dicapai pada pertemuan itu.

Menurutnya Swedia siap membantu para pejabat kedua negara jika memutuskan untuk bertemu lagi.

“Dalam dua minggu atau dua bulan masih mungkin untuk dicapai kesepakatan. Tetapi hal itu sepenuhnya tergantung pada kedua belah pihak,” katanya. 

Akan tetapi, tidak jelas apakah Korea Utara akan kembali ke meja perundingan. Pyongyang bisa saja menggunakan strateginya untuk mendapatkan konsesi keuntungan tambahan dalam perundingan, menurut sejumlah ahli. 

"Mereka ingin menciptakan kesan bahwa penyebab kebuntuan itu adalah pihak AS dan memaksa negara itu untuk kembali berunding dengan melibatkan Presiden Trump dalam pertemuan puncak,” ujar Mintaro Oba, mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper