Bisnis.com, BANDUNG--Demonstran prodemokrasi Hong Kong mulai berkumpul untuk kembali melakukan unjuk rasa yang berpotensi mengarah terhadap kerusuhan selepas perayaan 70 tahun berkuasanya partai Komunis di China, Selasa (01/10/2019).
Presiden Xi Jinping menyaksikan parade militer di pusat kota Beijing. Parade ini menampilkan kekuatan senjata militer China mulai dari misil balistik hingga pesawat perang.
Presiden Xi Jinping memberikan pidato singkat yang menekankan soal stabilitas keuangan Asia dan mendorong persatuan sesama etnis China serta realisasi penyelesaian penyatuan seluruhan daerah kekuasaan China.
Para pengunjuk rasa ini mulai berkumpul pada pukul 13:00 waktu Hong Kong di sekitar pusat perbelanjaan dan pariwisata di Causeway Bay. Beberapa orang membagikan topeng 'V for Vendetta' dan meneriakan yel-yel 'tidak ada perusuh, yang ada hanya tirani! lima permintaan, tidak kurang satu pun!'
"Kami ingin berjuang untuk demokrasi dan kebebasan di Hong Kong dan China. Kami ingin memperlihatkan kepada seluruh dunia, masyarakat Hong Kong ingin mengunakan cara damai untuk mencapai permintaan ini," ungkap salah satu politikus lokal Leung Kwok-hung.
Hingga hari ini, Selasa (01/10/2019), polisi Hong Kong telah menangkap 16 demonstran dengan tuduhan kepemilikan senjata ilegal dan partisipasi dalam perkumpulan ilegal.
Baca Juga
Mereka yang ditahan umumnya pemuda berusia 17 hingga 36 tahun. Lebih dari 1.500 orang telah ditangkap sejak aksi demo dimulai pada awal Juni dan amnesti bagi mereka yang ditahan tersebut menjadi salah satu poin tuntutan para demonstran prodemokrasi.
Presiden Xi sendiri menyerukan penuntasan persatuan nasional dalam pagi ini, pukul 10:15 waktu Beijing. Seruan yang mengingatkan kepada pidato Mo Zedong ketika mendirikan RRC pada 1 Oktober 1949 tersebut jelas menyinggung status Hong Kong.
"China kemarin sudah terukir dalam sejarah umat manusia. China saat ini diciptakan oleh ratusan juta orang China pekerja keras. Dan China besok akan menjadi lebih sejahtera," kata Xi.