Bisnis.com, JAKARTA — Partai Gerindra yakin kinerja Dewan Perwakilan Rakyat periode kali ini lebih baik dari 2014—2019. Tidak ada polemik antara koalisi dan oposisi menjadi acuan.
Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo mengatakan periode lalu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terbelah menjadi dua. Koalisi Indonesia Hebat yang mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla adu kuat dengan Koalisi Merah Putih pengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di legislatif.
“Untuk menyatukan ini butuh waktu hampir 6 bulan. Mudah-mudahan periode ini tidak ada lagi itu. Kita sudah mulai dengan soft,” kata Edhy di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Edhy menjelaskan bahwa yang menjadi pekerjaan rumah legislatif adalah komunikasi dengan pemerintah dalam merampungkan undang-undang (UU). Ini karena dalam pembahasan sampai pengesahan harus mendapat kesepakatan kedua belah pihak.
“50:50 posisinya. Usulan masyarakat melalui DPR, usulan masyarakat melalui pemerintah kita satukan, kaji, kompilasi jadi satu undang-undang,” jelasnya.
Edhy mencontohkan saat menjadi pimpinan di Komisi IV. Rancangan UU (RUU) Karantina yang harusnya bisa kelar dalam setahun molor jadi empat tahun.
Masalahnya adalah antarkementerian yang belum sepakat dengan adanya badan karantina yang diatur dalam RUU. Padahal, di Komisi IV sendiri sudah tidak ada masalah.
“Kita tidak saling menyalahkan. Intinya kami fokus pada apa yang kami bisa lakukan. Selebih dari itu, UU kan tidak bisa sendirian. Harus ada pemerintah yang terlibat itu. Kita sendiri untuk apa paksakan undang-undang yang ujungnya tidak dilaksanakan pemerintah,” ucapnya.