Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Perdagangan AS: Demokrat Berupaya Ganggu Ekonomi Lewat Impeachment

Kubu Demokrat di Kongres Amerika Serikat (AS) dianggap berupaya mengganggu perekonomian AS melalui penyelidikan pemakzulan (impeachment) terhadap Presiden Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump./Reuters
Presiden AS Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Kubu Demokrat di Kongres Amerika Serikat (AS) dianggap berupaya mengganggu perekonomian AS melalui penyelidikan pemakzulan (impeachment) terhadap Presiden Donald Trump.

Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross mengatakan Demokrat sedang mencoba menggelincirkan ekonomi AS dari jalurnya dengan mengadakan penyelidikan tersebut.

Menurut Ross, Demokrat sadar jika hal itu tidak dilakukan Trump akan memenangkan masa jabatan keduanya dalam pemilihan presiden (pilpres) 2020.

“Indikator-indikator ekonomi hingga Agustus mengarah ke arah yang benar sebelum Ketua DPR Nancy Pelosi mengumumkan penyelidikan pemakzulan terhadap Trump pekan lalu,” tutur Ross, seperti dilansir dari Bloomberg.

Langkah Pelosi diikuti oleh laporan (whistleblower) yang di antaranya mengungkapkan bahwa Trump meminta pemimpin Ukraina untuk menyelidiki rival Trump, calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, dalam suatu komunikasi via telepon pada Juli tahun ini.

"Pasar tidak bereaksi dengan baik atas isu impeachment ini. Demokrat sangat ingin mencoba menggagalkan ekonomi karena mereka tahu jika tidak, mereka akan kalah pada November mendatang,” terang Ross kepada Fox News pada Minggu (29/9/2019).

Hal menarik yang tampak oleh Ross adalah Pelosi berada di urutan ketiga untuk suksesi presiden setelah Wakil Presiden Mike Pence.

“Itu pemikiran yang menarik,” katanya.

Komentar Ross itu disampaikan setelah Trump pada Sabtu (28/9) melakukan pembelaan terhadap penyelidikan impeachment Demokrat.

Dalam sebuah unggahan video Trump mengtatakan bahwa partai oposisi berusaha menggulingkannya karena dia berjuang untuk para pemilih yang mendukungnya.

“Masa depan negara dipertaruhkan,” kata Trump.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper