Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan konservatif Austria memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu kemarin sehingga membuka peluang bagi pemimpin berusia 33 tahun Sebastian Kurz untuk merebut kembali kekuasaan menjadi terbuka.
Akan tetapi, Kurz harus melakukan negosiasi koalisi yang sulit setelah skandal korupsi membuat sekutu partai aliran kanan bersiap menjadi untuk oposisi.
Perolehan suara Partai Rakyat pimpinan Kurz (OeVP) naik 37 persen, atau hampir enam poin persen dari pemilihan terakhir dua tahun lalu seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (30/9/2019).
Hanya saja raihan suara itu tidak cukup untuk membentuk pemerintahan sendiri, menurut perkiraan banyak kalangan.
Mantan sekutu Kurz, Partai Kebebasan sayap kanan (FPOe), menjadi partai paling banyak kehilangan suara, atau turun 10 persen menjadi 16 persen setelah skandal korupsi "gerbang Ibiza" yang spektakuler pada bulan Mei.
Kasus itu membuat koalisi OeVP-FPOe jatuh setelah berkuasa hanya 18 bulan di pemerintahan sehingga memicu digelarnya pemilu kemarin.
Baca Juga
Partai Hijau juga meraup suara besar karena perubahan iklim naik ke puncak kekhawatiran pemilih dengan raihan suara 14 persen.
Kondisi itu membuat partai itu menjadi mitra koalisi yang layak untuk pemerintahan baru, tetapi pemimpin Partai Hijau Werner Kogler mengatakan pada hari Minggu (29/9/2019) malam bahwa partainya perlu melakukan "perubahan radikal" dari kebijakan sayap kanan yang ditempuh oleh koalisi sebelumnya.
Partai Demokrat Sosial hanya meraih sekitar 22 persen suara dan partai NEOS liberal menang sekitar delapan persen.
Sebanyak 6,4 juta orang memenuhi syarat untuk memilih di negara dengan jumlah pemilih diperkirakan 75,5 persen.
Kurz mengatakan kepada para pendukung bahwa skala kemenangan telah membuatnya "hampir tidak bisa berkata-kata", tetapi memberikan beberapa petunjuk tentang langkah selanjutnya.
"Ini adalah tanggung jawab besar kami menerima kepercayaan ini dengan rendah hati dan penuh hormat, dan saya berjanji kami akan melakukan yang terbaik untuk menghormati kepercayaan ini," kata Kurz.