Bisnis.com,JAKARTA—Indonesia dan Tunisia telah menyelenggarakan Konsultasi Bilateral ke-1 Indonesia – Tunisia di Tunis, Tunisia pada 26-27 September 2019 untuk membahas sejumlah rencana peningkatan kerjasama, khususnya di bidang perdagangan.
“Tunisia merupakan mitra dekat Indonesia dalam mendorong kerja sama ekonomi,” ujar Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Duta Besar Desra Percaya seperti dikutip dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri, Sabtu (28/9/2019).
Desra mengatakan proses negosiasi Preferential Trade Agreement (PTA) yang saat ini masih berlangsung juga diharapkan dapat berperan pada peningkatan nilai perdagangan antar kedua negara.
Menurutnya, Indonesia perlu memanfaatkan potensi yang dimiliki Tunisia dalam upaya penetrasi pasar bagi produk ekspor Indonesia ke kawasan Afrika Utara, Sub Sahara dan Eropa, dengan menjadikannya sebagai pintu masuk.
Selain karena letak geografisnya yang strategis, dia menyatakan Tunisia juga memiliki banyak perjanjian perdagangan bebas dengan sejumlah negara di tiga kawasan dimaksud.
Lebih lanjut, Desra menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut kedua negara telah menyepakati untuk saling meningkatkan akses pasar bagi produk pertanian dan perikanan masing-masing.
Untuk produk Indonesia, diutamakan pada minyak sawit, minyak kernel, ikan tuna dan rumput laut. Sementara Tunisia fokus pada minyak zaitun dan kurma.
Di samping isu perdagangan, kedua belah pihak juga telah menyepakati peningkatan kerja sama dalam mempromosikan Islam moderat.
"Indonesia dan Tunisia memiliki modal yang sama sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim sekaligus negara demokrasi,” jelasnya.
Menurut Desra, selain dapat bekerja sama dalam tukar menukar pengalaman di bidang demokrasi sebagaimana yang telah terjalin selama ini, kedua negara juga dapat berkolaborasi dalam mempromosikan nilai-nilai luhur Islam yang bersifat moderat, penuh toleran dan cinta damai.
Kerja sama tersebut diharapkan dapat berperan dalam upaya bersama untuk menangkal paham-paham radikal yang banyak menyasar kalangan muda.
Selain kedua isu tersebut, telah dibahas pula berbagai aspek kerja sama bilateral lainnya, termasuk dalam kerangka perjanjian bilateral seperti investasi, industri, kerja sama pemberantasan terorisme dan pertahanan, kelautan dan perikanan, pertanian, kebudayaan, olah raga, kerja sama teknis dan sektor lainnya.
Pertemuan juga telah membahas isu-isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama termasuk isu-isu yang menjadi perhatian DK PBB.
Seperti diketahui, Tunisa telah terpilih untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2020-2021 dan akan menjadi mitra Indonesia di DK PBB pada tahun 2020.