Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran: Timur Tengah Di Ambang Kehancuran, AS Teroris Ekonomi

Menurutnya, wilayah Teluk “di tepi kehancuran” akibat kebijakan para pejabat AS yang disebutnya sebagai pelaku kejahatan “terorisme ekonomi tanpa ampun” pada negaranya yang berpenduduk 83 juta orang.
Hassan Rouhani/Reuters-Lucas Jackson
Hassan Rouhani/Reuters-Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan para pemimpin dunia atas ‘kesalahan besar’ yang bisa memicu perang dan kehancuran di Timur Tengah.

Menurutnya, wilayah Teluk “di tepi kehancuran” akibat kebijakan para pejabat AS yang disebutnya sebagai pelaku kejahatan “terorisme ekonomi tanpa ampun” pada negaranya yang berpenduduk 83 juta orang.

Rouhani mengeluarkan pernyataan itu di Majelis Umum PBB pada saat meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat setelah Iran dipersalahkan dalam serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi. Teheran menyangkal keterlibatannya.

“Kami tidak akan mentolerir intervensi provokatif orang asing. Kami akan membalasa dengan tegas bentuk pelanggaran keamanan dan integritas wilayah kami,” kata Rouhani dalam pertemuan tahunan para pemimpin dunia seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (26/9).

Dengan memperingatkan “satu kesalahan besar dapat memicu kebakaran besar,” presiden Iran menuduh AS melakukan “pembajakan internasional” karena menerapkan tekanan maksimum yang bertujuan untuk mematahkan ekspor minyak negara itu.

Padahal, ekspor minyak merupakan tulang punggung kehidupan ekonomi utama Iran dan Rouhani menyebut sanksi Amerika Serikat terhadap negaranya merupakan “yang paling keras dalam sejarah.”

“Bangsa Iran tidak akan pernah melupakan dan memaafkan kejahatan ini dan para penjahat ini,” katanya.

Dia mengambarkan sanksi sebagai “pembunuhan diam-diam sebuah negara besar ... terutama wanita dan anak-anak.”

Ketegangan antara Iran dan AS meningkat sejak keputusan Presiden Donald Trump tahun lalu menarik AS diri dari perjanjian nuklir Iran 2015. AS kemudian secara sepihak menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan atas Iran.

Rouhani mengatakan Iran tidak akan bernegosiasi tentang masalah nuklir selama sanksi tetap ada. Menurutnya, negaranya “menentang terorisme ekonomi yang paling kejam.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper