Bisnis.com, JAKARTA - Meski penghitungan suara hasil pemilu Israel masih berlangsung, namun hasil jajak pendapat cenderung menggeser Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari pesaingnya Benny Gantz.
Netanyahu, yang menjadi perdana menteri Israel terlama terhitung Juli lalu, sedang berupaya untuk meraih rekor masa jabatan kelima.
Dia bersaing dengan rival terberatnya selama bertahun-tahun, mantan panglima militer Benny Gantz yang juga pemimpin partai sentris Biru-Putih.
Menurut putaran pertama jajak pendapat, Israel menghadapi situasi yang sama dengan yang terjadi pada bulan April ketika Netanyahu dan blok sayap kanannya gagal mendapatkan 61 kursi mayoritas.
Pemimpin Partai Biru dan Putih Benny Gantz berbicara di markas besar partai itu menyusul pengumuman jajak pendapat saat pemilihan parlemen Israel di Tel Aviv, Israel 18 September 2019./Reuters
Dua jajak pendapat keluar membuat partai Gantz unggul tipis. Sedangkan, exit poll dari Channel 12 menunjukkan Gantz akan memenangkan 34 kursi, menempatkan partai Likud pimpinan Netanyahu tertinggal satu kursi.
Jajak pendapat juga menempatkan partai Liga Arab dengan 11 kursi dan delapan kursi untuk partai Yisrael Beiteinu seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (17/9/2019).
Sementara itu, jajak pendapat Channel 13 menempatkan partai Likud dengan 31 kursi atau dua kursi di bawah Gantz.
Meskipun banyak pengamat memperkirakan kelelahan pemilu melanda warga Israel saat mereka memilih untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari enam bulan, namun jumlah pemilih termasuk yang tertinggi dalam beberapa dekade.
Antrean panjang pemilih terlihat kemarin sore di luar tempat pemungutan suara di ibu kota Tel Aviv, rumah bagi sekitar 1,5 juta dari sembilan juta warga negara Israel.
Saat ini, Netanyahu tengah menghadapi sidang praperadilan sehubungan dengan tiga kasus korupsi yang terpisah. Ketiga kasus itu adalah penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan. Akan tetapi dia menyangkal kesalahan itu.