Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Minta OKI Cegah Rencana Israel Serobot Tepi Barat

OKI harus mencegah upaya Israel mengubah komposisi demografi Palestina, dan menjaga komitmen terkait solusi 2 negara dengan dasar garis batas 1967, prinsip self-determination bagi masyarakat Palestina, dan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.
Seorang pria Palestina berdebat dengan tentara Israel ketika penghancuran rumah seorang Palestina atas perintah pasukan Israel saat ia mencoba menghentikan penghancuran tersebut di desa Biet Ula Tepi Barat, barat Hebron, Kamis (21/1)./Reuters
Seorang pria Palestina berdebat dengan tentara Israel ketika penghancuran rumah seorang Palestina atas perintah pasukan Israel saat ia mencoba menghentikan penghancuran tersebut di desa Biet Ula Tepi Barat, barat Hebron, Kamis (21/1)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia meminta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mencegah upaya Israel yang ingin mengubah komposisi demografi wilayah Palestina.

Febrian A. Ruddyard, Dirjen Kerja Sama Multilateral di Kementerian Luar Negeri, mengatakan janji kampanye yang disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait penyerobotan atau aneksasi wilayah Tepi Barat Palestina sebagai tindakan yang melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Resolusi DK [Dewan Keamanan] PBB Nomor 2334/2016 secara jelas menyatakan bahwa perubahan terhadap garis batas pada 1967 tidak diakui oleh DK PBB,” katanya melalui keterangan resmi, Senin (16/9/2016).

Menurutnya OKI harus mencegah upaya Israel mengubah komposisi demografi Palestina, dan menjaga komitmen terkait solusi 2 negara dengan dasar garis batas 1967, prinsip self-determination bagi masyarakat Palestina, dan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.

Febrian juga meminta OKI segera menyerukan kepada masyarakat internasional untuk dapat memberikan dukungan kepada Palestina dan tidak mengakui aksi ilegal yang dilakukan Israel. Rencana aneksasi tersebut pun harus segara dibahas dalam pertemuan DK PBB.

OKI sendiri menggelar sidang luar biasa tingkat menteri hanya dua hari sebelum pemilu di Israel dilaksanakan. Sidang luar biasa tersebut dilakukan untuk merespon pernyataan Perdana Menteri Netanyahu terkait rencana aneksasi Tepi Barat Palestina.

Pertemuan yang dilangsungkan selama 1 hari itu dihadiri oleh 8 menteri dari negara anggota OKI, dan menghasilkan Komunike bersama yang mengecam aksi Israel tersebut, serta dukungan terhadap rakyat Palestina.

Dia menilai pembangunan pemukiman di wilayah Palestina merupakan salah satu kendala dalam kemajuan proses negosiasi yang dilakukan. Aksi tersebut juga mengakibatkan pelanggaran hak asasi masyarakat Palestina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper