Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan teknologi memegang peranan penting dalam perbaikan sistem pelayanan kesehatan. Selain itu, kerja sama antarpihak juga dibutuhkan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Science Festival 2019 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat pada Senin (9/9/2019). Acara tersebut juga dihadiri Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek.
Menurut Sri Mulyani, untuk menciptakan tujuan negara memiliki sistem pelayanan kesehatan universal di Indonesia tidak hanya harus mengkaji cara masyarakat dapat mengakses layanan tersebut. Hal lain yang perlu dibahas adalah bagaimana akses negara untuk memberikan layanan tersebut.
"Layanan kesehatan tidak hanya harus sustainable untuk yang membayar, tetapi sistemnya juga perlu dijaga," tuturnya.
Sri Mulyani melanjutkan, Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami kendala dalam perancangan sistem layanan kesehatan. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, atau Singapura juga masih belum memiliki pelayanan kesehatan universal yang komprehensif.
Salah satu contoh perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sistem rekam medis bagi pelanggan BPJS Kesehatan. Adanya jejak rekam medis pengguna yang terintegrasi dalam satu sistem akan memudahkan pendataan dan meminimalkan risiko penyalahgunaan.
"Dengan begitu, data yang didapatkan fasilitas kesehatan [faskes] seperti puskesmas atau rumah sakit akan lengkap. Pasien tidak perlu lagi menjelaskan keluhannya sehingga mempercepat waktu penanganan."
Dia menambahkan, terciptanya sistem layanan kesehatan yang komprehensif tidak bisa hanya mengandalkan kementerian terkait. Perlu adanya koordinasi antarkementerian dan lembaga, serta pengawasan dan saran-saran yang membangun dari masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) terkait.
"Boleh berdebat, boleh membahasnya dengan seminar-seminar. Tetapi, harus ada usulan jelas untuk memperbaiki layanan kesehatan di Indoensia," tutupnya.