Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe Meninggal Dunia di Singapura

Selama beberapa tahun terakhir, mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dirawat di Singapura.
Robert Mugabe berpidato dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-90 di Marondera, timur Harare, Zimbabwe pada 2014./Reuters-Phillimon Bulawayo
Robert Mugabe berpidato dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-90 di Marondera, timur Harare, Zimbabwe pada 2014./Reuters-Phillimon Bulawayo

Bisnis.com, JAKARTA -- Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe meninggal dunia di Singapura dalam usia 95 tahun.

Kabar tersebut disampaikan Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa melalui akun Twitter resminya, Jumat (6/9/2019). Seperti dilansir Reuters, Mugabe telah dirawat di Negeri Singa selama beberapa tahun terakhir. Namun, tidak dijelaskan penyebab meninggalnya.

"Dengan kesedihan yang mendalam, saya mengumumkan meninggalnya bapak pendiri Zimbabwe dan mantan Presiden Cde Robert Mugabe," ujar Mnangagwa.

Pada November 2018, dia menyatakan Mugabe tak bisa lagi berjalan dan sudah dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura. Saat itupun, tak dijelaskan penyakit apa yang diderita Mugabe.

Para pejabat negara Afrika itu pun hanya menyampaikan bahwa sang mantan presiden yang lengser karena kudeta militer pada November 2017 tersebut menderita katarak. Kabar bahwa Mugabe menderita kanker prostat seringkali dibantah.

Kepemimpinannya dimulai pada 1980, ketika dia menduduki posisi Perdana Menteri (PM) selama 7 tahun. Mugabe kemudian menjabat sebagai presiden sejak 1987 dan berada di posisi tersebut selama 30 tahun.

Sebelum Zimbabwe merdeka dari Inggris, dia merupakan salah satu pejuang anti rasialisme.

Pada masa-masa akhir pemerintahannya, Zimbabwe--yang sebelumnya bernama Rhodesia--mengalami kejatuhan ekonomi yang turut dipengaruhi oleh pengambilalihan paksa lahan-lahan pertanian milik warga kulit putih oleh warga kulit hitam. Hal itu mendorong turunnya pendapatan dari ekspor produk pertanian dan mengerek angka inflasi.

Ekonomi negara itu terpangkas lebih dari sepertiga pada 2000-2008, di mana tingkat pengangguran tumbuh hingga 80 persen dan hiperinflasi mencapai 500 miliar persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper