Bisnis.com, JAKARTA — Aksi yang digelar sekitar 150 warga menuntut agar Bupati Deiyai, Papua menandatangani isi referendum berakhir ricuh. Aparat dan masyarakat jadi korban.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan bahwa menyesalkan demonstrasi sampai memakan korban jiwa.
“Kenapa demonstrasi seperti itu brutal sampai membawa korban,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Wiranto menjelaskan bahwa sebenarnya apabila aksi berjalan damai, tentu hal seperti ini tidak akan terjadi. Masyarakat pun tak perlu cemas.
Berdasarkan catatan yang dia terima, setidaknya ada dua orang meninggal dunia. Empat petugas pengamanan mengalami luka-luka.
“Dari TNI ada 3 orang. Yang satu meninggal dunia, 2 luka dan sekarang masih kritis. Yang satu kena luka parang dan panah. Sedangkan dari aparat kepolisian ada 4 yang luka-luka. Masyarakat satu yang meninggal juga tewas karena kena panah dan senjata-senjata dari masyarakat sendiri,” jelas Wiranto.
Sementara itu Polri mengungkapkan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menunggangi aksi damai yang berlangsung kemarin, Rabu (28/8/2019).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan bahwa saat Polri dan warga melakukan negosiasi, muncul ribuan orang yang diduga KKB.
Mereka datang dari segala arah dan mendadak menyerang anggota TNI dan Polri yang menjaga demonstrasi itu.
“Jadi saat proses negosiasi itu berlangsung, lalu muncul sekitar ribuan orang dari berbagai macam penjuru membawa senjata tajam berupa parang dan panah, kemudian langsung menyerang TNI-Polri yang berjaga,” katanya, Rabu (28/8/2019).