Kabar24.com, JAKARTA--Presiden Brasil Jair Bolsonaro menolak tawaran bantuan dana senilai US$22 juta dari negara-negara G7 untuk mengatasi kebakaran di hutan hujan Amazon, kecuali Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta maaf kepadanya.
Bolsonaro mengatakan bahwa Macron harus meminta maaf kepadanya karena telah menghinanya secara pribadi dengan menyebutnya pembohong.
"Tuan Macron harus menarik hinaan yang ia buat pada orang saya. Pertama, dia menyebut saya pembohong," ujarnya dikutip dari BBC, Rabu (28/8/2019).
"Untuk berbicara atau menerima apa pun dari Prancis, apakah itu dengan niat terbaik, dia (Macron) harus menarik kata-kata itu dan kemudian kita dapat berbicara," lanjutnya.
Pekan lalu, Macron mengatakan bahwa Bolsonaro telah berbohong kepadanya di KTT G20 di Osaka, Jepang pada Juni lalu, karena telah gagal menghargai komitmen iklimnya dan gagal mendorong keanekaragaman hayati.
Macron mengatakan, Prancis tidak akan meratifikasi kesepakatan perdagangan besar dengan negara-negara Amerika Selatan, kecuali Brasil berbuat lebih banyak untuk memerangi kebakaran di Amazon.
Adapun bantuan dana US$22 juta diumumkan pada Senin (26/8), ketika para pemimpin G7, yang terdiri atas Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat, bertemu di Biarritz, Prancis.
Macron mengatakan, dana itu akan segera tersedia, terutama untuk membayar lebih banyak pesawat pemadam kebakaran dan bahwa Prancis juga akan menawarkan dukungan nyata dengan militer di kawasan itu.
Jumlah kebakaran di hutan hujan Amazon mencapai rekor tahun ini dengan total 72.843 kebakaran sepanjang Januari-Agustus 2019, menurut data badan riset antariksa Brasil, Institut Nasional untuk Riset Antariksa (INPE).
Jumlah tersebut mengalami lonjakan 83 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Inpe menyatakan bahwa kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2013.
Kebakaran hutan sering kali terjadi pada musim kemarau di Brasil. Tetapi tak dipungkiri, kebakaran biasanya juga disulut dengan sengaja dalam upaya deforestasi secara ilegal untuk lahan peternakan.
Lonjakan angka kebakaran hutan terjadi sejak Presiden Brasil Jair Bolsonaro memerintah pada Januari lalu. Dia mengatakan, akan mengembangkan wilayah Amazon untuk pertanian dan pertambangan, mengabaikan kekhawatiran internasional atas meningkatnya deforestasi.