Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Mahathir Minta Inggris Tak Ikut Boikot Minyak Sawit

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada hari ini, Senin (19/08/2019), meminta Pemerintah Inggris untuk terlibat dalam membantu para petani kelapa sawit untuk mendorong produksi berkelanjutan, setelah dijadwalkan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober 2019.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada hari ini, Senin (19/8/2019), meminta Pemerintah Inggris untuk terlibat dalam membantu para petani kelapa sawit untuk mendorong produksi berkelanjutan, setelah dijadwalkan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober 2019.

Petani sawit asal Indonesia dan Malaysia mengatakan mereka akan mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia untuk menentang langkah Uni Eropa yang mempercepat larangan pengunaan minyak sawit.

“Sikap baru terhadap minyak kelapa sawit, tanpa dibebani kelompok-kelompok dengan kepentingan khusus yang berpengaruh, dapat mengarah pada persyaratan perdagangan yang lebih baik antara Inggris dan kawasan [Asia Tenggara] dibandingkan yang sudah dinikmati saat ini,” tulis Mahathir dalam kolom opini di Bloomberg, Senin (19/8/2019).

Dalam hal ini, Mahathir menegaskan pihaknya berharap menghindari perang dagang dengan Eropa. Namun, jika hal tersebut harus terjadi, dia menilai Inggris yang akan keluar dari Uni Eropa tidak perlu terjebak di dalamnya.

Pada Maret lalu, Komisi Eropa telah menetapkan bahwa budidaya kelapa sawit telah mengakibatkan deforestasi berlebihan dan seharusnya tidak lagi dianggap sebagai bahan bakar transportasi terbarukan, meskipun keputusan tersebut diambil dengan beberapa pengecualian.

Mahathir mengakui pentingnya kelestarian lingkungan dan menentang penggundulan hutan.

"[Namun] Jawabannya adalah tidak memilih satu komoditas dan melarangnya," tegas Mahatir. 

Dia  menyebut langkah Uni Eropa sebagai suatu bentuk kolonialisme modern yang tidak memiliki tempat di dunia saat ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper