Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengklaim jumlah titik api (hot spot) di sejumlah wilayah di Kalimantan mulai berkurang.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan pihaknya akan segeral menggelar rapat dengan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan HAM untuk berkoordinasi mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi di Kalimantan dan Sumatra.
"Yang paling berat waktu angkanya masih di atas 1.000-an tanggal 4, 5, 6 Agustus. Kemarin, sih, sudah turun jadi 900-an. Di Kalbar tadinya yang paling banyak sampai 500 sekian angkanya hotspot-nya, sekarang sudah 300-400. Dari situ kita ikuti terus, saya sudah komunikasi terus dengan gubernur,” ujarnya di Istana Negara, Senin (19/8/2019).
Tak hanya itu, dia mengakui bahwa kondisi karhutla tahun ini memang lebih parah akibat musim kemarau yang lebih panjang dan lebih panas. Namun, Siti memastikan pemerintah terus berusaha maksimal untuk mencegah meluasnya karhutla. Apalagi, Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan pencegahan dan peningkatan koordinasi antar lembaga.
“Kalau sekarang helinya sudah ada 35 atau 45 dari BNPB [Badan Nasional Penanggulangan Bencana],” tambahnya.
Sebelumnya, Polri menyebutkan jumlah titik panas terkait karhutla di wilayah Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatra Selatan dan Jambi kembali meningkat dari 856 titik pada Selasa (13/8/2019) menjadi 1.058 titik per Kamis (15/8/2019).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengungkapkan titik panas karhutla paling banyak terjadi di daerah Kalimantan Barat dan Riau. Bertambahnya titik panas itu, menurut Dedi, berdampak pada kabut asap yang semakin tebal hingga saat ini.
Menurut Dedi, jumlah tersangka dan kasus karhutla di wilayah Kalimantan Barat dan Riau juga turut bertambah, seperti di wilayah Kalimantan Barat jumlah tersangka 18 orang dari 14 kasus karhutla bertambah menjadi 30 orang untuk 26 perkara. Sebaliknya, untuk wilayah Riau dari 20 tersangka bertambah menjadi 34 tersangka, ditambah satu tersangka dari korporasi.