Kabar24.com, JAKARTA--Iran mengecam misi Inggris untuk membentuk satuan pengawalan kapal tanker di Teluk sebagai langkah provokatif dan bermusuhan di tengah meningkatnya ketegangan akibat saling sita kapal di wilayah itu.
Kecaman itu disampaikan ketika kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris tiba di Teluk untuk mengamankan kapal-kapal berbendera Inggris yang melewati Selat Hormuz. Kapal HMS Duncan bergabung dengan Frigate HMS Montrose di Teluk untuk mempertahankan kebebasan pelayaran, ujar kementerian pertahanan Inggris kemarin seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (28/7).
"Kami mendengar bahwa mereka berniat mengirim armada Eropa ke Teluk Persia, yang secara alami membawa pesan bermusuhan, bersifat provokatif, dan akan meningkatkan ketegangan," kata juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei.
Inggris mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya merencanakan pasukan yang dipimpin Eropa untuk mengawal kapal tanker melalui jalur pengiriman minyak tersibuk di dunia, Selat Hormuz, sebagai tanggapan atas penyitaan oleh Iran atas kapal berbendera Inggris pada 19 Juli lalu.
Penangkapan kapal Imperium Stena terjadi dua minggu setelah pemerintah Inggris menahan sebuah kapal tanker Iran Grace 1 di wilayah Gibraltar. Kapal itu dituduh melanggar sanksi Uni Eropa atas Suriah.
Dalam komentarnya kemarin, juru bicara pemerintah mengatakan Iran percaya keamanan Teluk yang kaya minyak harus dijaga oleh negara-negara di kawasan itu.
"Kami adalah agen keamanan laut terbesar di Teluk Persia," kata Rabiei seperti dikutip oleh kantor berita ISNA.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan satuan pengamanan yang diusulkan oleh Inggris hanya akan memperburuk keadaan.
"Kehadiran pasukan asing tidak akan membantu keamanan kawasan dan akan menjadi sumber utama ketegangan," kata Rouhani setelah melakuan pembicaraan di Teheran dengan Menlu Oman, Yusuf bin Alawi.
Proposal pembentukan pasukan maritim yang dipimpin Eropa Inggris sejauh ini ditanggapi dingin di benua itu karena akan mengecualikan Amerika Serikat.