Bisnis.com, JAKARTA – Sampai saat ini belum ada jadwal yang pasti terkait agenda musyawarah nasional atau munas partai Golongan karya yang mengagendakan pemilihan ketua umum baru. Ada yang menginginkan digelar akhir tahun dan ada pula Agustus atau September ini.
Calon Ketua Umum Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan sebaiknya munas dilakukan setelah calon presiden dan calon wakil presiden terpilih Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin dilantik pada 20 Oktober nanti agar tidak menjadi fitnah.
“Agar tidak ada tudingan ingin mengisi jabatan setelah pelantikan. Bahkan kalau perlu sampai ada posisi kabinet,” katanya di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Bambang menjelaskan bahwa keinginannya munas dilakukan setelah pelantikan presiden dan wakil presiden bukan atas pesan Jokowi saat mereka bertemu minggu ini. Jokowi menyerahkan sepenuhnya kepada pengurus.
“Kita yang harus terjemahkan perkataan presiden harus ada ketentraman, kegaduhan. Saya membacanya kita wajib menjaga suasana politik yang kondusif,” jelasnya.
Bambang sebagai calon ketua Golkar memiliki target yang harus dikejar. Berdasarkan pengamatannya, pemilihan umum lalu suara Golkar dari milenial kurang dari 5 persen. Ini karena Partai Beringin dianggap tidak sesuai untuk anak muda.
Baca Juga
Padahal, suara mereka mencapai 40 juta. Lima tahun mendatang pada pemilu selanjutnya, jumlah tersebut naik dua kali lipat. Menurutnya kalangan anak muda adalah ceruk yang sangat besar.
Jika jadi ketua umum nanti, Bambang mengatakan bakal mengubah citra partai agar ramah milenial. Sayap partai seperti Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) harus membuat kegiatan untuk menggaet mereka.
“Sebab kalau tidak dirangkul mereka bisa lari ke partai baru yang banyak menjanjikan masa depan mereka. Kalau kita mengacu dan tetap pada gaya lama, maka hanya soal waktu saja. Tentu kita tidak mau itu terjadi,” jelasnya.