Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Dagang AS-China Kembali Dimulai

Lighthizer dan Mnuchin berbincang via telepon dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Menteri Perdagangan China Zhong San pada Selasa (10/7), waktu Washington.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejak perundingan dagang antara Washington dan Beijing mengalami hambatan pada Mei lalu, untuk pertama kalinya Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin melakukan kontak dengan delegasi China.

Berdasarkan informasi dari pejabat pemerintahan AS, Lighthizer dan Mnuchin berbincang via telepon dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Menteri Perdagangan China Zhong San pada Selasa (10/7), waktu Washington.

"Kedua belah pihak akan melanjurkan perundingan ini sesuai dengan rencana," ujar pejabat tersebut tanpa memberikan detil lebih lanjut, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (10/7).

Kementerian Perdagangan China mengkonfirmasi informasi tersebut dalam sebuah pernyataan singkat yang disampaikan pada Rabu pagi, yang menyatakan bahwa kedua belah pihak mendiskusiikan topik terkait kesepakatan yang dicapai pada pertemuan kedua pemimpin negara di Osaka beberapa waktu lalu..

Sementara itu, ekonom Gedung Putih Larry Kudlow menggambarkan perbincangan kemarin sebagai diskusi yang konstruktif dan para pejabat pemerintahan baik dari Washington maupun Beijing telah merencakan pertemuan selanjutnya, namun belum ada informasi detil yang dapat dikonfirmasi.

"Harapannya kami dapat memulai kembali perundingan di mana itu sempat terhenti, tapi saya tidak dapat menjamin apapun," ujat Kudlow.

Pada kesempatan lain, penasihat presiden AS Kellyanne Conway menyampaikan bahwa pertemuan antara delegasi Washington dengan pihak dari Beijing akan berlangsung dalam waktu dekat.

Beberapa waktu lalu di sela-sela KTT G20, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk memberlakukan kembali gencatan senjata terhadap kenaikan tarif perdagangan.

Namun kedua pemimpin ekonomi terbesar dunia tersebut tidak menetapkan tenggat waktu yang pasti untuk menyelesaikan negosiasi dan kesepakatan dagang.

Perundingan dagang antara AS dan China yang sudah berlangsung sejak awal tahun ini sempat terhenti pada bulan Mei setelah pihak Washington menuduh China mengingkari sejumlah poin dari komitmen dagang sementara, di tengah proses negosiasi yang masih berlangsung.

Di bawah periode gencatan senjata sementara, Trump sepakat untuk menunda penetapan tarif terhadap tambahan impor China senilai US$300 miliar, meski demikian dia tetap memberlakukan tarif eksisting sebesar 25% terhadap impor senilai US%260 miliar.

Trump juga mengatakan bahwa dia akan membuka kembali akses bagi perusahaan teknologi terbesar China, Huawei Technologies Co., terhadap pemasok bahan baku dari AS, meskipun Huawei tetap berada di bawah sanksi blacklist.

Belum lama ini, Kudlow menyatakan bahwa pemerintah AS kemungkinan akan melonggarkan sanksi yang dikenakan terhadap Huawei dengan memberlakukan syarat lisensi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan.

Dia juga menambahkan bahwa Xi telah mencapai kesepakatan dengan Trump bahwa China akan menambah volume pembelian produk AS, termasuk kedelai dan gandum, sebagai bentuk itikad baik China dalam upaya menyelesaikan sengketa dagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper