Kabar24.com, JAKARTA--Polisi Hong Kong menembakkan gas air mata menjelang subuh har ini sebelum menguasai kembali gedung parlemen setelah ribuan pengunjuk rasa menduduki dan menggeledah bangunan tersebut.
Insiden itu belum pernah terjadi pada hari peringatan penyerahan wilayah itu dari Inggris ke China yang dilakukan setiap tahun.
Presiden AS Donald Trump mengatakan para demonstran mencari demokrasi dan sayangnya, beberapa pemerintah tidak menginginkan demokrasi merujuk pada Beijing.
Salah satu pusat keuangan dunia itu diguncang oleh tiga minggu demonstrasi besar yang dipicu oleh rencana pengesahan RUU ekstradisi yang tidak populer dan memungkinkan ekstradisi ke daratan China.
Para pengunjuk rasa bertopeng dan topi kuning sebelumnya masuk ke gedung legislatif setelah berjam-jam bentrokan dengan polisi seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (2/7).
Mereka menggeledah bangunan, mencoret dindingnya dengan grafiti anti-pemerintah. Bahkan seorang pengunjuk rasa berusaha untuk menutupi lambang Hong Kong dengan bendera kolonial Inggris.
Polisi telah memperingatkan tentang tindakan keras yang akan diambil dan tepat setelah tengah malam petugas bergerak dari beberapa arah. Tembakan gas air mata dan serangan tongkat ketika tak terhindarkan. Asap terlihat menyebar ke seluruh kota.
Pada sebuah konferensi pers menjelan subuh hari ini, Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengutuk penyerbuan gedung legislatif. Dia menggabarkan tindakan itu memilukan dan mengejutkan.
Berbicara di samping Lam, kepala polisi Stephen Lo mengatakan: "Tindakan kekerasan para pemrotes telah jauh melampaui garis ekspresi tuntutan damai.
Sejumlah besar aktivis demokrasi sebelumnya menggelar pawai menyerukan agar Lam mundur untuk mengembalikan kebebasan berekspresi di wilayah itu.