Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral AS (The Fed) menyatakan pihaknya siap untuk memerangi risiko ekonomi global dan domestik yang sedang tumbuh dengan menurunkan suku bunga dimulai awal bulan depan deng pertimbangan memanasnya perang dagang dengan China dan kekhawatuian melemahnya inflasi.
Meski Bank Sentral AS membiarkan suku bunga acuannya tidak berubah seperti saat ini, namun terlihat pergeseran sentimen sejak pertemuan para petinggi The Fed terakhir seperti dikutip Reuters, Kamis (20/6/2019).
Sebagian besar pembuat kebijakan memangkas prospek suku bunga mereka untuk sisa tahun ini sekitar setengah poin persen, sedangkan Gubenur the Fed, Jerome Powell mengatakan sebagian petinggi Bank Sentral setuju tingkat bunga lebih rendah lagi. Artinya The Fed membatalkan janjinya untuk menjadi "sabar" sebelum suku bunga bergerak dan Powell tidak menyebut inflasi yang rendah sebagai sesuatu ang bersifat "sementara".
Meskipun pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berlanjut, namun Powell mengatakan kekhawatiran para pembuat kebijakan meningkat dalam beberapa minggu sejak petinggi The Fed terakhir bertemu pada awal Mei. Pasalnya, ada fenomena yang tidak terduga dari sengketa perdagangan Presiden Donald Trump dengan China dan negara-negara lain yang melandasi pikiran para pembuat kebijakan tersebut.
Trump memberlakukan tarif impor baru atas barang asal China pada 5 Mei dan membuat sejumlah kebijakan yang mengecewakan pelaku pasar. Akan tetapi akhir-akhir ada sinyal harapan kemajuan dalam perselisihan dagang dengan akan adanya pertemuan G-20 di Osaka pekan depan.