Bisnis.com, JAKARTA--Arab Saudi dan Inggris sependapat dengan Amerika Serikat bahwa Iran berada di belakang dugaan serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman pada Kamis (13/6/2019).
Dilansir dari Reuters, Jumat (14/6), tuduhan itu dilontarkan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir.
“Kami tidak punya alasan untuk tidak setuju dengan menteri luar negeri (Menlu AS Mike Pompeo). Kami setuju dengannya, ” kata Jubeir kepada CNN.
"Iran memiliki sejarah melakukan ini," lanjutnya.
Senada dengan Arab Saudi, pemerintah Inggris juga setuju dengan AS bahwa Iran dalang di balik dugaan serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman, seorang wartawan BBC menulis di Twitter.
"Kami sangat setuju dengan penilaian AS," tulis reporter mengutip sumber Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris.
Namun Kementerian Luar Negeri belum memberikan komentar ketika dikonfirmasi.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat menduga Republik Islam Iran bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Teluk Oman. Namun, Pompeo tidak memberikan bukti eksplisit untuk mendukung pernyataan AS tersebut.
"Penilaian ini didasarkan pada intelijen, senjata yang digunakan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan operasi, serangan Iran baru-baru ini yang serupa pada tanker, dan fakta bahwa tidak ada kelompok proksi yang beroperasi di daerah tersebut memiliki sumber daya dan kemampuan untuk bertindak dengan tingkat kecanggihan tinggi,” kata Pompeo.
Sementara itu, Uni Emirat Arab menyebut serangan terhadap tanker minyak di Teluk Oman adalah 'eskalasi besar dan berbahaya' yang mengharuskan masyarakat internasional untuk berjuang melindungi stabilitas dan keamanan regional.
"Kebijaksanaan dan tanggung jawab kolektif diperlukan untuk mencegah lebih banyak eskalasi," kata Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Anwar Gargash dalam sebuah postingan Twitter.
Qatar juga menyerukan penyelidikan internasional terhadap serangan dua kapal tanker minyak di Teluk Oman dan mengurangi ketegangan di wilayah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar yang dilaporkan kantor berita QNA, Qatar mengutuk serangan yang disebutnya sebagai tindakan penghancuran, terlepas dari siapa yang ada di belakang mereka dan memperingatkan agar tidak merusak keamanan Teluk dan kawasan.
Qatar mendesak semua pihak untuk mengendalikan diri dan menghentikan eskalasi.