Bisnis.com, JAKARTA – Huawei Technologies menyadari tengah menghadapi saat-saat yang tak mudah dalam sejarah berdirinya. Tapi raksasa teknologi asal China ini pantang kehilangan akal dan semangatnya.
Di tengah upayanya menghadapi sanksi pembatasan akses oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), Huawei melancarkan strategi pada negara-negara lain yang bersedia menerima perusahaan ini.
Tak main-main, Global Vice President of Marketing Insights Huawei Andrew Williamson mengatakan perusahaan akan memberikan imbalan bagi negara-negara itu.
“Huawei akan berinvestasi besar-besaran di negara-negara yang menerima kami,” ungkap Williamson dalam suatu wawancara di Mexico City, seperti dilansir dari Bloomberg.
Meluncurkan teknologi 5G di seluruh dunia, katanya, akan menjadi jauh lebih sulit jika AS meneruskan sanksi-sanksinya.
“Membatasi persaingan dalam infrastruktur 5G akan menelan biaya besar. Pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia harus mengatasi biaya-biaya tersebut terhadap risiko keamanan nasional,” tambah Williamson.
“Kami percaya ada kebutuhan untuk standar keamanan dunia maya global yang akan ditetapkan,” lanjutnya.
Huawei disebutnya bersedia bekerja sama dengan pemerintah-pemerintah untuk mengatasi masalah keamanan nasional mereka.
“Kita harus kembali ke fakta, kembali pada pembuatan kebijakan yang berlandaskan bukti,” tuturnya menerangkan.
Bulan lalu, pemerintahan Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah yang dapat membatasi Huawei untuk menjual peralatannya di AS.
Trump juga menempatkan perusahaan itu dalam daftar hitam, yang berujung pada larangan terhadap perusahaan-perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei.
Menurut Williamson, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah semua hal yang melanda Huawei akhir-akhir ini akan berdampak pada pelanggan-pelangannya di Meksiko.
Di Meksiko, Huawei menyediakan teknologi untuk jaringan nirkabel negara itu, Red Compartida. Huawei juga bekerja sama dengan setiap operator besar, termasuk America Movil SAB.
Namun di Eropa, bisnis ponsel cerdas Huawei tampaknya mulai kehilangan pijakannya. Analis Canalyst Ben Stanton mengatakan kekhawatiran konsumen bahwa ponsel Huawei akan cepat ketinggalan zaman telah berdampak pada permintaan untuk ponsel-ponselnya.
Sementara itu, AS tetap berpegang teguh pada keputusannya untuk melarang Huawei dari jaringan telekomunikasi generasi berikutnya di Amerika, meskipun Trump telah meningkatkan kemungkinan untuk memasukkan perusahaan itu dalam kesepakatan perdagangannya dengan China di masa mendatang.