Bisnis.com, JAKARTA - Rusuh atau kericuhan yang terjadi di beberapa titik di Jakarta 21-22 Mei 2019 bisa dipandang sebagai arena pembelajaran bagi semua pihak terkait nilai-nilai kemanusiaan.
Demikian disampaikan Pembina Lembaga kegawatdaruratan medis, kemanusiaan dan kebencanaan, Medical Emergency Rescue Commitee (MER-C), Joserizal Jurnalis.
"Kita sebagai warga negara Indonesia, bangsa yang mempunyai dasar Pancasila itu harus menghormati nilai sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab," kata Joserizal, saat jumpa pers di Kantor Sekretariat MER-C, Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5/2019).
Joserizal mengingatkan agar sila kedua Pancasila tidak hanya menjadi slogan dan alat politik (politik kemanusiaan). Sila tersebut justru harus dapat diimplementasikan dalam tindakan berbangsa dan bernegara.
MER-C menilai kericuhan berturut-turut selama dua hari yang berakhir pada subuh hari itu tidak mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dan konvensi internasional.
Pada demonstrasi itu, MER-C menurunkan tim relawan medis sebanyak 30 orang, terdiri atas dokter, perawat dan logistik medis serta empat unit kendaraan operasional untuk memberikan bantuan medis bagi para korban, baik dari pihak masyarakat maupun alat negara.
Baca Juga
Seperti diketahui, pada 21-22 Mei 2019 terjadi kericuhan di sejumlah titik di Jakarta, antara lain di Petamburan, Slipi, dan MH. Thamrin sekitar Gedung Bawaslu. Kerusuhan terjadi terkait aksi menentang hasil Pemilu yang semula lebih dikenal sebagai aksi 22 Mei,