Bisnis.com, JAKARTA - Ada kritik yang disampaikan saksi dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat rekapitulasi dan pengesahan hasil pemilu presiden 2019 dari Provinsi Sumatera Utara berlangsung, Senin (20/5/2019).
Kritik itu disampaikan saksi bernama Azis Subekti. Dia menyebut pada pemilu 2019 banyak tercium adanya kecurangan, tidak terkecuali di Provinsi Sumut.
“Seperti saya lihat banyak berita daerah di Sumut, aparat itu sudah seperti timses, sebut saja Kapolda,” tutur Azis di Kantor KPU RI, Jakarta.
Menurut politikus PAN itu, ada indikasi kampanye di Pemilu 2019 kerap memanfaatkan program-program pemerintah. Menurutnya, hal itu berpengaruh dalam kontestasi pilpres kali ini.
Azis menyebut, dia dan koleganya dari BPN bangga terus menolak hasil pemilu presiden. Penolakan itu salah satunya terlihat dari keengganan saksi dari BPN menandatangani pengesahan pemilu yang dilakukan KPU RI.
“Sikap kebanggaan itu semoga dicatat dalam sanubari masyarakat yang merasakan dan menyampaikan, dan sikap itu sekaligus menyatakan pemilu diwarnai praktik tidak baik ini. Ini sikap kami,” katanya.
Dari hasil pemungutan suara di Sumut, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin tercatat sebagai pemenang mengalahkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jokowi-Ma'ruf meraih 3.936.515 suara atau 52,32 persen. Sementara Prabowo-Sandiaga mendapat 3.587.786 suara atau 47,68 persen.
Jika dibandingkan dengan hasil pilpres 2014, suara Jokowi dan Prabowo sama-sama naik di Sumut. Lima tahun lalu, Jokowi bersama Jusuf Kalla mendapat 3.494.835 suara. Sementara, Prabowo dan Hatta Radjasa mengantongi 2.831.514 suara.