Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sandiaga ke Prabowo : The One and Only Presiden RI

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar simposium untuk mengungkap fakta-fakta kecurangan Pilpres 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa (16/5/2019).
Capres cawapres no urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Salahudin Uno berbincang sebelum melaksanakan ibadah salat Jumat pada kunjungannya ke Aceh di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Jumat (3/5/2019)./ANTARA-Irwansyah Putra
Capres cawapres no urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Salahudin Uno berbincang sebelum melaksanakan ibadah salat Jumat pada kunjungannya ke Aceh di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Jumat (3/5/2019)./ANTARA-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar simposium untuk mengungkap fakta-fakta kecurangan Pilpres 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa (16/5/2019).

Berdasarkan pantauan Bisnis, acara tersebut dihadiri oleh Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto, Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno, tokoh-tokoh partai Koalisi Adil-Makmur, dan ratusan relawan.

Prabowo dan Sandi tiba di Puri Agung Convention Center pada pukul 15.30 WIB. Untuk kesempatan pertama, dia berdiri di podium berpidato di hadapan ratusan relawan. Ada yang unik saat Sandi menyapa Prabowo dalam kesempatan tersebut.

"Yang terhormat the one and only Presiden RI Prabowo Subianto, Insyaallah," katanya sambil disambut tepukan riuh hadirin yang berasa di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa (16/5/2019).

Selain itu, dia juga menyapa pimpinan parpol koalisi Adil-Makmur, yaitu Demokrat, PKS, Gerindra, PAN, dan Berkarya. Sandi juga memberi ucapan selamat datang kepada para pendukungnya yang terdiri dari partai emak-emak, serta partai millenial. Termasuk perwakilan negara sahabat, ulama tokoh masyarakat simpul relawan Prabowo-Sandi.

Dalam pidatonya, Sandi mengungkapkan beberapa poin permasalahan Pemilu 2019 yang tidak berpihak kepada pasangan calon 02. Beberapa di antaranya terkait banyaknya petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia, politik uang, hingga kasus kecurangan saat penghitungan suara.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut juga mengkritik tindakan pemerintah yang melakukan tindakan melanggar koridor hukum.

"Penangkapan aktivis kriminalisasi ulama cerdik pandai. Belum lagi tim asistensi hukum nasional memantau ucapan tokoh yang berseberangan dengan pemerintah. Ini tindakan vulgar. Termasuk parade hitung cepat lembaga survey merangkap konsultan paslon tertentu," ungkapnya.

Seperti diketahui, Data masuk Sistem Informasi Penghitungan Suara KPU (Situng KPU) Pilpres 2019 pada Selasa (14/5/2019) pukul 16.15 WIB telah mencapai 664.620 dari 813.350 TPS atau 81,71 persen.

Dari data tersebut, pasangan Jokowi-Ma'ruf memperoleh lebih dari 70,39 juta suara atau 56,24 persen. Sementara itu, pasangan Prabowo-Sandi memperoleh lebih dari 54,76 juta suara atau 43,76 persen. Suara kedua pasangan tersebut sedikit menyempit menjadi 15,63 juta.

Sampai saat ini, baru empat provinsi yang telah menyelesaikan penghitungan hingga 100 persen yaitu Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, dan Gorontalo. Sisanya masih dalam tahap penyelesaian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper