Bisnis.com, JAKARTA – Serangan dengan menggunakan isu agama menerpa pemerintahan Malaysia. Kelompok politik di Malaysia yang berada di barisan oposisi diduga berada di balik isu tersebut.
Menghadapi serangan itu, seperti dapat diikuti dari cuitannya di Twitter, PM Mahathir Mohamad menyampaikan sejumlah penjelasan.
Dalam cuitannya dengan kalimat awal tertulis MENDAULATKAN ISLAM yang ditulis dalam huruf kapital Mahathir menyebut banyak orang Melayu yang kerap menuduh pemerintah [Kerajaan] tidak mengutamakan Islam.
MENDAULATKAN ISLAM
— Dr Mahathir Mohamad (@chedetofficial) May 9, 2019
“Ramai juga orang Melayu yang kerap menuduh Kerajaan ini tidak mendaulatkan Islam. Tetapi sebaliknya rombongan demi rombongan orang Islam datang dari negara-negara Islam lain yang dakwa bahawa Malaysia adalah contoh negara Islam.” https://t.co/RagAinyHV2
Sebaliknya, Mahathir membandingkan tuduhan itu dengan banyaknya rombongan umat Islam dari berbagai negara Islam lain yang justru menyebut Malaysia sebagai contoh negara Islam.
“Dimana-mana juga di luar Negara terdapat orang Islam yang pandang tinggi Malaysia sebagai negara Islam. Mereka nyatakan keinginan melihat negara mereka menjadi seperti Malaysia,” tulis Mahathir dalam cuitan bertanda waktu 8 Mei 2019.
“Sesungguhnya tuduhan yang dilempar terhadap Kerajaan bukan kerana tidak mendaulat Islam, tetapi semata-mata kerana politik. Dalam usaha ini agama Islam yang suci menjadi buruk kerana kepentingan bukan agama,” ujar Mahathir.
Baca Juga
Jika tautan http://chedet.cc/ diklik, akan ditemukan bagaimana secara cukup panjang Mahathir menuliskan argumennya.
Mahathir menyebutkan bahwa kritik terhadap kepemimpinan Perdana Menteri merupakan hal yang wajar saat Pakatan Harapan mengambil alih kepemimpinan negara.
Namun, di sisi lain, Mahathir menyoroti soal sentimen ras dan agama yang terus dimainkan pihak oposisi untuk mempengaruhi pikiran masyarakat.
Mahathir menyatakan dirinya tidak keberatan bahkan mendukung perhimpunan atau pertemuan umat Islam di Malaysia.
“Tapi saya bertanya-tanya apakah itu benar untuk tujuan Islam atau untuk mencari dukungan untuk partai politik tertentu. Yang pertama memimpin dan berbicara adalah pemimpin partai-partai politik UMNO dan PAS, dan pers melaporkan bahwa pertemuan itu bertujuan untuk memperingatkan Kerajaan atas posisi Islam,” ujar Mahathir dalam cuitannya bertanda waktu 8 Mei 2019.
Terkait perhimpunan/pertemuan umat Islam di Malaysia, Mahathir menuliskan jika upaya itu ditujukan untuk menempatkan peran Islam pada posisi utama, semestinya kegiatan tersebut tidak terbatas hanya pada partai politik tertentu.
Bila pernyataan Mahathir dibaca lebih jauh, akan ditemukan kalimat yang menggambarkan PAS yang tadinya mengkafirkan UMNO kini justru bergandeng tangan.
Mahathir menggarisbawahi bahwa PAS sudah memberi cap anggota Partai UMNO sebagai kafir karena bekerja sama dengan orang kafir. “Klaim ini masih belum dibatalkan,” ujarnya.
Mahathir juga menyinggung soal Amanat Hadi yang menyatakan Pemerintahan UMNO adalah orang kafir dan menegaskan bahwa kematian para pejuang yang melawan Pemerintah UMNO sebagai mati syahid.
Terkait Amanat Hadi, sumber Bisnis.com di Malaysia menyebutkan bahwa Amanat Hj Hadi terkait dengan pidato Haji Hadi, Presiden kepada Partai Islam se-Malaysia (PAS).
Amanat itu dikeluarkan terkait tewasnya Ibrahim Libya bersama pengikutnya.
Kasus tewasnya Ibrahim Libya dikenal sebagai peristiwa Memali. Saat itu Mahathir menjadi Perdana Menteri untuk kali pertama sekitar tahun 80-an. “Dr Mahathir arahkan polisi razia ke rumah seorang guru agama sesat dan kesemua guru dan anak didiknya tewas ditembak polisi,” ujar sumber.
“Haji Hadi membuat amanat dengan mengkafirkan Kerajaan Barisan Nasional pada tahun 1981 dalam satu pidato di Kedah, ketika itu Dr. Mahathir perdana menterinya. Pengikut Haji Hadi seluruh negara menyetujui amanat ini dan menuduh Kerajaan yang ada adalah kerajaan kafir dan harus ditentang,” ujar sumber yang minta namanya tidak disebutkan.
Terkait kondisi di MalaysIa saat ini, sumber menyebutkan bahwa serangan kepada pemerintahan Mahathir saat ini tidak murni mewakili suara kelompok agama.
“Mereka menggunakan isu agama untuk mendapat sokongan orang-orang Islam lain. Tapi tuduhan mereka lemah kerana Perdana Menteri dan Wakil Perdana Menteri sendiri beragama Islam. Malah kabinet menteri juga majoritynya Islam,” ujar sumber.
Namun di sisi lain, ia menyebutkan bahwa respons masyarakat di luar kota semakin kuat. “Penduduk luar kota ramai Islam dan Melayu,” ujarnya soal banyaknya warga Muslim dan Melayu di luar kota yang merespons isu agama tersebut.