Bisnis.com, JAKARTA— Jumlah korban tewas dalam peristiwa terbakarnya pesawat Sukhoi Superjet dengan nomor enerangan 100 SU 1492 mencapai 41 orang dari 73 penumpang beserta awak yang ada di pesawat.
Kebakaran terjadi saat pesawat mendarat dalam kondisi pendaratan keras (hard landing). Para penumpang terpaksa keluar dari pintu darurat untuk menyelamatkan diri.
Svetlana Petrenko, juru bicara Komite Investigasi Rusia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hanya 37 dari 78 orang yang ada di pesawat yang selamat, yang berarti 41 orang telah kehilangan nyawa sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (6/5/2019).
Sejauh ini belum diketahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Sebelumnya jumlah korban tewas dilaporkan sebanyak 13 orang termasuk dia di antaranya anak-anak.
Komite Investigasi mengatakan telah memulai penyelidikan dan sedang menyelidiki apakah pilot telah melanggar aturan keselamatan udara. Beberapa penumpang menyalahkan cuaca buruk dan adanya kilat dan petir saat pendaratan.
“Kami lepas landas dan kemudian petir menghantam pesawat,” tulis harian Komsomolskaya Pravda mengutip satu penumpang yang masih hidup, Pyotr Egorov.
“Pesawat berbalik arah dan terjadi pendaratan yang keras. Kami sangat takut, kami hampir kehilangan kesadaran. Pesawat melompati landasan seperti belalang dan kemudian terbakar di tanah,” ujarnya.
Pesawat Suhoi Superjet juga pernah jatuh di Indonesia pada 2012 dan menewaskan semua dari 45 penumpang dan awak pesawat akibat kesalahan manusia.
Televisi pemerintah Rusia menyiarkan cuplikan video yang direkam oleh penumpang lain yang memperdengarkan para penumpang berteriak.
Presiden Vladimir Putin dan Perdana Menteri Dmitry Medvedev menyatakan belasungkawa dan memerintahkan tim penyelidik bekerja atas kecelakaan itu.