Bisnis.com, JAKARTA -- Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison berjanji menurunkan jumlah imigran dan membatasi pengungsi yang bisa masuk ke Negeri Kangguru jika kembali terpilih.
Australia akan menggelar Pemilu pada 18 Mei 2019. Morrison menyatakan jika kembali terpilih, pemerintahannya hanya akan mengizinkan 160.000 imigran per tahun masuk ke Australia dalam 4 tahun ke depan.
Baca Juga
Sementara itu, jumlah pengungsi yang akan diterima masuk dibatasi sebanyak 18.750 orang.
Australian Bureau of Statistics menyebutkan jumlah imigran yang masuk ke negara itu sebanyak 240.100 orang per September 2018.
"Mengelola pertumbuhan penduduk sangat penting untuk menjaga kualitas hidup di kota-kota kita," ujarnya dalam sebuah kampanye di Sydney, seperti dilansir Reuters, Minggu (28/4/2019).
Isu imigrasi dan pengungsi menjadi salah satu isu sensitif di Australia. Saat ini, 29 persen dari 25,3 juta penduduk negara itu lahir di luar negeri dan angka imigasi bahkan telah melampaui angka kelahiran penduduk.
Warga di beberapa kota besar seperti Sydney dan Melbourne, yang menjadi tujuan utama para imigran dan pengungsi, sudah mengeluhkan naiknya tingkat kemacetan, infrastruktur yang tidak mencukupi, dan meningkatnya biaya hidup.
Namun, Morrison menegaskan pembatasan itu tidak akan memengaruhi jumlah pelajar asing yang menempuh pendidikan di sana. Lebih dari 350.000 pelajar dari seluruh dunia mendapatkan visa belajar setiap tahunnya, di mana kebanyakan dari mereka memilih terus tinggal di Australia dan menghasilkan jutaan dolar Australia melalui universitas-universitas.
Saat ini, Partai Liberal-Nasional yang mengusung Morrison berada di posisi kedua dalam survei menjelang Pemilu. Partai Buruh masih memimpin, tapi jarak antara kedua partai ini menyempit.