Kabar24.com, JAKARTA — Lama tak muncul, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo muncul dalam acara Pidato Kebangsaan: Indonesia Menang Bersama Prabowo-Sandi di Surabaya, Jawa Timur.
Gatot menjadi satu tokoh yang diundang calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Hal itu diakui Gatot saat menyampaikan pidatonya setelah Prabowo Subianto selesai memberi sambutan dan memperkenalkan sejumlah tokoh yang akan dijadikan sebagai calon pembantu di pemerintahan apabila pasangan Prabowo-Sandi menang.
“Saya datang ke sini, tidak ada lain karena merah putih, negara bangsa memanggil. Untuk negara, bangsa, rakyat Indonesia. Aatas telepon dari Pak Prabowo, minta saya hadir bicara masalah kebangsaan di sini,” ujarnya, dalam tayangan video acara pidato kebangsaan, Jumat (12/4/2019).
Dalam kesempatan itu, salah satu yang menjadi perhatian Gatot adalah minimnya anggaran bagi TNI.
Dia bercerita, saat menjadi Panglima TNI, anggaran Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, TNI AD, TNI AU, dan TNI AL hanya Rp6 triliun.
“Karena saya mantan Panglima TNI, dari segi anggaran saat Panglima TNI. APBNP TNI, Departemen [Kementerian] Pertahanan, Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang mempunyai 455.000 prajurit, punya ratusan pesawat tempur, ratusan kapal perang, ribuan tank, anggarannya hanya Rp6 triliun. Tetapi ada institusi yang tidak punya pesawat tempur, senjatanya pendek, senjata panjang sedikit saja, personelnya tidak sampai 3.000 anggarannya Rp4 triliun dan Kepolisan Republik Indonesia Rp17 triliun,” katanya.
Jika mengutip alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 atau periode terakhir Gatot Nurmantyo menjabat sebagai panglima TNI, alokasi anggaran menurut Fungsi Pertahanan sebesar Rp108,3 triliun, sedangkan pada 2016 mencapai Rp109 triliun.
Anggaran itu mencakup alokasi untuk Kemenhan, TNI, dan Polri. Bahkan anggaran khusus TNI AD mencapai Rp46 triliun pada 2017.
Sebagai gambaran, anggaran fungsi Pertahanan pada 2019 dikutip dari situs resmi DPR terbagi Rp19,07 triliun untuk internal Kementerian Pertahanan, Rp 7,96 triliun untuk Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI), kemudian Rp 47,54 triliun untuk TNI Angkatan Darat, TNI AL sebesar Rp18,25 triliun, dan Rp 14,33 triliun untuk TNI Angkatan Udara.
Dari berbagai sebaran anggaran, sebanyak 38,87% dialokasikan untuk belanja pegawai, 33,88% untuk belanja barang, dan 27,25% belanja modal.
Gatot juga menyoroti soal sumber daya manusia (SDM) di TNI yang beberapa di antaranya dicopot dan tidak memiliki jabatan.
“Begitu saya turun, semua perwira terbaik dicopot. Investasi SDM adalah jabatan. Orang bermasalah menempati jabatan strategis. Setiap prajurit TNI, bukan mencari harta dan jabatan. Tetapi setiap prajurit kapan dan bagaimana supaya saya bisa jadi pahlwan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Gatot menekankan pentingnya sinergi TNI dan rakyat. Dia meminta, jangan sampai masyarakat terpecah karena adanya perbedaan pilihan politik.