Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erdogan : Partai Oposisi Terlalu Dini Klaim Kemenangan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan partai oposisi terlalu dini mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden setelah melihat selisih suara cukup tipis.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah), didampingi Wakil Presiden Fuat Okay (kiri) dan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, berbicara pada jumpa pers di Bandara Internasional Ataturk di Istanbul, Turki, pada Senin (8/4/2019) petang WIB./Reuters
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah), didampingi Wakil Presiden Fuat Okay (kiri) dan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, berbicara pada jumpa pers di Bandara Internasional Ataturk di Istanbul, Turki, pada Senin (8/4/2019) petang WIB./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan partai oposisi terlalu dini mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden setelah melihat selisih suara cukup tipis.

Reuters melaporkan bahwa pemimpin oposisi utama Ekrem Imamoglu masih memimpin perolehan suara sebagai kandidat besutan partai oposisi. Namun, selisih suaranya dengan Erdogan kian menipis dari sebelumnya 25.000 berkurang menjadi 16.000 suara setelah lebih dari 90% penghitungan ulang.

Partai Keadilan dan Pembangunan yang dipimpin Erdogan (AKP) segera mengajukan banding atas hasil awal di 39 distrik di Istanbul. Pengajuan ini mengarah pada penghitungan ulang sebagian atau seluruh kota besar di Turki yang memiliki sekitar 10 juta pemilih.

“Warga memberi tahu kami untuk melindungi hak-hak mereka. Mereka mengeluhkan kejahatan terorganisir. Kami, sebagai partai politik, telah melihat kejahatan terorganisir seperti itu,” kata Erdogan pada konferensi pers di Istanbul pada Senin (8/4/2019) petang WIB.

Erdogan mengatakan dia hanya akan menerima hasilnya ketika Dewan Pemilihan Tinggi (YSK) telah memproses semua banding. "Tidak ada yang memiliki hak untuk mendapatkan suasana kemenangan pemilu di kota 10 juta pemilih dengan margin 13.000-14.000. Ketika banding telah selesai, kami akan menerima hasilnya."

Sementara itu, pemimpin oposisi utama Kemal Kilicdaroglu memperingatkan keamanan pemilu dan meminta YSK untuk bersikap tidak memihak. Dia mengatakan bahwa permintaan Erdogan untuk penghitungan ulang penuh juga tidak masuk akal.

Suara partai Erdogan mulai terhuyung-huyung di Istanbul dan ibu kota Ankara. Keduanya kota yang didominasi partai tersebut dan para pendahulu Islam-nya selama seperempat abad. Erdogan sendiri mulai dikenal setelah menjadi wali kota Istanbul pada 1990-an sebelum kemudian menjadi pemimpin nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper