Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sanksi Ekonomi AS Persulit Bantuan Asing untuk Korban Banjir Iran

Rangkaian sanksi finansial untuk Iran membuat negara itu menghadapi kendala dalam membantu korban banjir bandang yang telah menewaskan setidaknya 70 orang dan berdampak pada sekitar 1.900 kota dan desa
Kondisi Provinsi Golestan, Iran yang terdampak banjir/Reuters
Kondisi Provinsi Golestan, Iran yang terdampak banjir/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Bulan Sabit Merah Iran mengaku sanksi ekonomi Amerika Serikat telah membuat mereka kesulitan memperoleh bantuan asing dalam bentuk tunai.

Rangkaian sanksi finansial untuk Iran membuat organisasi tersebut menghadapi kendala dalam membantu korban banjir bandang yang telah menewaskan setidaknya 70 orang dan berdampak pada sekitar 1.900 kota dan desa.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebagaimana diwartakan Reuters pekan lalu sempat menyebutkan bahwa Washington siap menyalurkan bantuan melalui Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Namun negara pimpinan Donald Trump itu melayangkan tudingan bahwa banjir besar terjadi akibat pemerintah Iran salah urus dalam perencanaan kota dan tidak siap menghadapi kondisi darurat.

“Bulan Sabit Merah Iran tak memperoleh sedikit pun bantuan finansial dari pihak asing. Melihat sanksi AS pada Iran yang tak manusiawi, tidak ada cara untuk mengirim bantuan keuangan," tulis Bulan Sabit Merah dalam pernyataan resmi yang dikutip pada Senin (8/4/2019).

Meski tak mendapatkan bantuan finansial, organisasi kemanusiaan itu menyatakan pihaknya telah menerima bantuan non-finansial dari luar negeri. Bantuan tersebut telah didistribusikan kepada para korban banjir.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan pekan lalu bahwa sanksi AS, yang diberlakukan kembali setelah Washington menarik diri dari perjanjian nuklir 2015, telah menghambat upaya bantuan bagi kota dan desa yang dilanda banjir.

"Peralatan bantuan yang diblokir termasuk helikopter: Ini bukan hanya perang ekonomi; itu TERORISME ekonomi," ungkap Zarif melalui Twitter.

Bencana banjir yang terjadi akibat curah hujan tinggi sejak 19 Maret lalu telah membuat organisasi kemanusiaan berjuang untuk mengatasi dan membantu 86.000 orang yang terpaksa menungsi ke penampungan darurat. Bencana ini diperkirakan merugikan sektor agrikultur Iran sampai ratusan juta dolar.

Sementara itu, pemerintah Iran telah berjanji kepada warganya, terutama petani yang terdampak banjir bahwa mereka bakal menerima kompensasi atas segala kerugian yang timbul. Negara itu sendiri tengah berjibaku dengan anggaran yang terbatas di bawah sanksi AS yang menyasar sektor energi dan perbankan. Sanksi yang dilayangkan Washington telah membatasi akses Iran ke beberapa pendapatan di luar negeri dan mengakibatkan ekspor minyak Teheran anjlok separuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper