Bisnis.com, JAKARTA – Boeing mengakui sistem penerbangan pesawat tipe 737 Max 8 menjadi penyebab dua kecelakaan tragis yang menimpa Lion Air JT610 dan Ethiopian Airlines ET302.
Chief Executive Officer Boeing Dennis Muilenburg mengatakan, pihaknya sangat menyesal atas nyawa yang hilang dalam beberapa kecelakaan pesawat B737 Max 8 tersebut.
“Tragedi ini terus membebani hati dan pikiran kami,” ujarnya dalam situs resmi Boeing pada Kamis (4/2019) waktu setempat.
Muilenburg pun juga mencuitkan rasa menyesalnya itu ke akun Twitternya.
We at Boeing are sorry for the lives lost in the recent 737 accidents and are relentlessly focused on safety to ensure tragedies like this never happen again.
— Dennis A. Muilenburg (@BoeingCEO) April 4, 2019
Watch the full video here: https://t.co/kZawq35YnZ pic.twitter.com/G9uIHjxsWi
Dia mewakili seluruh karyawan Boeing menyampaikan simpati kepada keluarga korban para penumpang dan kru pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines.
Muilenburg mengatakan, dalam rilis laporan awal investigasi kecelakaan Penerbangan Ethiopian Airlines, dua kecelakaan yang melibatkan 737 MAX 8 terjadi akibat kesalahan aktivasi fungsi Maneuvering Characteristics Augmentation Sysmtem (MCAS).
Baca Juga
MCAS atau sistem anti-stall bekerja lewat sensor yang terpasang di hidung pesawat. Saat posisi hidung berada terlalu jauh ke atas, sistem tersebut akan memanipulasi ekor pesawat untuk menjaga ketinggian pesawat.
Akan tetapi, sensor itu punya celah untuk memberikan respon pembacaan yang salah. Akhirnya, sistem itu justru membuat hidung pesawat menukik tajam ke bawah atau dalam artian lain pilot tak bisa mengendalikan pesawat seperti kasus yang terjadi pada Ethiopian Airlines.
Dennis Muilenburg, @BoeingCEO, experienced first-hand our MCAS software update performing safely in action during a 737 MAX 7 demo flight today.
— The Boeing Company (@Boeing) April 3, 2019
More about the proposed MCAS software update here: https://t.co/TJrfcYG4ok pic.twitter.com/OcCiMnc7I5
Terkait cacat sistem MCAS ini, Muilenburg menyebut pihaknya telah bekerja tanpa lelah bersama Federasi Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA) semenjak tragedi Lion Air. Boeing bersama pihak lainnya pun berupaya untuk menyelesaikan dan mengimplementasikan perangkat lunak demi memastikan kecelakaan naas tersebut tak akan pernah terjadi lagi.
"Pembaruan ini, bersamaan dengan pemberian pelatihan dan materi pendidikan tambahan yang diinginkan pilot setelah terjadinya insiden kecelakaan. Harapannya, hal itu bisa menghilangkan kemungkinan aktivasi MCAS yang tak diinginkan dan mencegah kecelakaan akibat MCAS tak terulang lagi," terangnya.
Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawati Moges mengatakan, pola jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines sama seperti kasus Lion Air. Pilot dari kedua pesawat itu disebut kesulitan memegang kontrol kembali setelah sistem MCAS aktif.
"Para kru telah melakukan semua prosedur berulang kali yang disediakan oleh pabrikan [Boeing], tetapi tetap saja tidak dapat mengendalikan pesawat," terang Moges.