Bisnis.com, JAKARTA - Upaya delegitimasi hasil pemilu dianggap sedang dilakukan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Salah satu caranya yakni dengan membangun pola pandang bahwa pemilu berjalan curang.
Anggapan itu dikemukakan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily.
Menurutnya, framing pemilu curang dilakukan setidaknya dengan 4 cara.
"Pertama, menyebarkan fitnah aparat tidak netral. Kedua, menyebar fitnah penyelenggara pemilu dibayar. Ketiga, membangun konstruksi cerita kertas suara siluman tercoblos berkontainer-kontainer. Keempat, menebar fitnah adanya pemilih siluman baik WNA memilih atau mendramatisasi penemuan e-ktp bekas," kata Ace dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (2/4/2019).
TKN menganggap upaya menebar fitnah sengaja dilakukan BPN, karena mereka sadar jagoannya sulit mengejar ketertinggalan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. Karena itu, skenario pemilu curang dan ancaman people power disiapkan.
Ace juga menyinggung upaya delegitimasi pemilu yang dilakukan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Menurutnya, seharusnya fitnah tak disebarkan Rizieq selama pemilu berlangsung.
Baca Juga
"Sikap Pak Jokowi jelas bahwa pemilu harus disambut dengan riang gembira tapi bermartabat. Jangan sampai untuk kepentingan politik sesaat, justru dilakukan dengan menebar fitnah. Apalagi provokasi dan fitnah itu ditebar dari tanah suci," katanya.
Rizieq sempat menyebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak semua staf dan pekerja di Kedutaan Besar Indonesia dan KJRI di Jeddah untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf pada pemilu 2019. Pernyataan itu disampaikan Rizieq melalui video pada akun Front TV, 29 Maret lalu.
Rizieq juga mengatakan ada beberapa ketua TPS di Arab yang mendapat tawaran agar memenangkan Jokowi. Menanggapi pernyataan Rizieq, Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir menyebut hal itu sebagai fitnah.