Bisnis.com, JAKARTA – Badan Restorasi Gambut meningkatkan kewaspadaan terbakarnya lahan gambut seiring ramalan cuaca yang lebih kering pada tahun ini.
Nazir Foead, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) menuturkan berdasarkan laporan yang diterima, cuaca akan menjadi lebih panas dan kering pada 2019 ini. Cuaca kering dilaporkan di atas kondisi 2019.
“Pada 2019 ini kami harus berjaga-jaga karena mungkin akan lebih kering dari 2018. Tapi melihat capaian yang telah ada di tiga tahun lalu [minimalisir terjadinya kebakaran lahan], kami harus optimis bahwa kami bisa mengatasi [jika terjadi bencana asap] di 2019,” kata Nazier di Istana Wakil Presiden, Senin (1/4/2019).
Menurut Nazir, untuk meminimalisir terbakarnya lahan gambut sejumlah langkah telah diambil BRG. Langkah itu meliputi deteksi dini dengan menggunakan alat pemantau tingkat kebasahan lahan. Menyiapkan tim reaksi cepat untuk melokalisir terbakarnya lahan dan memadamkannya serta langkah pengendalian terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah penegakan hukum.
“Jadi kita sampaikan [ke Wakil Presiden Jusuf Kalla] bahwa gambut yang telah dibasahi [dengan membuat sekat kanal], kalau tidak ada hujan selama sebulan, itu akan kering dan itu mudah terbakar. Tapi memang ada upaya sengaja membakar. Kalau terbakar dengan sendirinya, itu tidak mungkin,” katanya.