Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Rusia meninggalkan Venezuela dengan menarik pasukannya dari negara Amerika Latin tersebut.
Trump memperingatkan bahwa segala kemungkinan bisa terjadi kalau Rusia tidak segera 'angkat kaki' dari Venezuela. Permintaan itu disampaikannya setelah Rusia mengirimkan dua pesawat angkatan udara mereka yang membawa hampir 100 tentara masuk ke Venezuela pada hari Sabtu (23/3/2019).
Aksi Rusia tersebut disebut telah meningkatkan krisis politik di Venezuela. Rusia dan China memang mendukung Presiden Nicolas Maduro. Sementara di sisi lain, Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido.
"Intinya Rusia harus keluar," kata Trump di Oval Office sebagaimana dikutip Reuters.com, Kamis (28/3/2019).
Selain alasan tersebut, AS curiga yang dikirim Rusia ke Venezuela merupakan pasukan khusus dan personel keamanan siber.
Wakil Duta Besar Rusia Dmitry Polyanskiy mengatakan negaranya tidak akan serta merta menuruti permintaan Trump. Menurutnya, Rusia memiliki hubungan bilateral dan perjanjian dengan Venezuela yang harus dihormati AS.
Baca Juga
"Jadi Tidak akan bergantung pada AS untuk memutuskan tindakan dan nasib negara lain. Ini hanya bergantung pada rakyat Venezuela dan satu-satunya presiden yang sah Nicolas Maduro," kata Polyanskiy di Twitter.
Venezuela saat ini tengah mengalami krisis politik. Krisis terjadi akibat perebutan kekuasaan antara Presiden terpilih Venezuela Nicolas Maduro dengan pemimpin oposisi Juan Guaido.
Maduro yang tetap memegang kendali fungsi negara dan militer negara itu menuduh Guaido adalah boneka Amerika Serikat. Krisis tersebut telah melumpuhkan kehidupan dan kegiatan ekonomi di Venezuela.
Rumah sakit di sana dikabarkan nyaris lumpuh karena peralatan di ruang ICU harus dimatikan akibat pemadaman listrik. Bukan hanya itu saja, krisis juga membuat rakyat Venezuela kesulitan dalam mendapatkan makanan.