Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Theresa May berjanji akan mengundurkan diri, jika anggota parlemen mendukung kesepakatan pemisahan diri dari Uni Eropa (UE) guna memecahkan kebuntuan Brexit di parlemen Inggris.
Setelah berbulan-bulan dalam tekanan, May mengatakan kepada anggota parlemen Konservatif bahwa dia akan mundur jika para anggota parlemen menilainya tidak mampu dalam membuat perjanjian dengan UE.
Langkah dramatisnya terjadi hanya dua jam sebelum anggota parlemen memulai pemilihan suara mencari alternatif penyelesaian Brexit sebagai pengganti kesepakatan yang buntu.
May mengatakan dia tidak akan memimpin negara itu ketika begitu Inggris keluar dari blok negara-negara Eropa tersebut.
"Ini adalah ujian hebat bagi Inggris dan partai kita. Kita hampir sampai pada tujuan," kata May pada pertemuan tertutup di parlemen, menurut kantor Downing Street.
"Saya tahu ada keinginan untuk pendekatan baru dan kepemimpinan baru pada fase kedua negosiasi Brexit dan saya tidak akan menghalangi itu,” ujarnya sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (28/3/2019).
Baca Juga
Dia menegaskan Inggris perlu menyelesaikan kesepakatan dan Brexit tuntas lebih awal dari yang dia perkirakan untuk melakukan apa yang benar untuk negara dan partai.
"Saya meminta semua orang di ruangan ini untuk mendukung kesepakatan sehingga kita dapat menyelesaikan tugas bersejarah kita: untuk memenuhi keputusan rakyat Inggris dan meninggalkan Uni Eropa dengan jalan keluar yang lancar dan teratur,” ujarnya.
Pemerintah berharap akan mampu membuat kesepakatan untuk pemungutan suara sekali lagi pada hari Kamis atau Jumat.