Bisnis.com, JAKARTA — Elektabilitas alias tingkat keterpilihan calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto masih fluktuatif dan menyebabkan prediksi salah satu calon memenangi pemilu 17 April mendatang menjadi sangkaan terlalu dini.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuho mengatakan sulitnya menebak siapa yang akan jadi pemenang adalah akibat kondisi kontestasi politik 2014 sangat berbeda dari 2019. Apalagi, ujarnya, dirinya tidak percaya pada survei-survei yang lembaganya tidak mengumumkan siapa pemberi dananya.
Dia menyebutkan sangat tidak masuk akal kalau satu survei menyatakan tingkat kepuasan rakyat terhadap pahana Capres Jokowi mencapai 60%, sedangkan di sisi lain tingkat elektabilitasnya di bawah angka tersebut.
Selain itu, ujarnya, sejumlah lembaga pada Pilpes 2019 tidak bisa dipercaya karena sudah terbukti banyak yang meleset dari hasil akhir meski survei itu mengukur kondisi pada saat dilakukan penelitian.
“Jadi elektablitas kedua cares masih sangat fluktuatif. Tidak tertutup kemungkinan Capres Prabowo memenangkan pilpres,” ujar siti Zuhro kepada Bisnis, Minggu (24/3/2019).
Dia menyebutkan selain faktor dua debat capres terakhir, sejumlah kasus seperti kasus jual beli jabatan suap Ketua Umum PPP Romahurmuziy akan ikut memengaruhi mereka yang belum menentukan pilihan (undecided voters) sebagaimana juga dengan kasus kebohongan publik Ratna Sarumpaet.
Sementara itu, peneliti LIPI lainnya, Aisah Putri Budiarti menilai, migrasi pemilih menjelang hari pencoblosan Pilpres 2019 masih terbuka lebar, sehingga memungkinkan terjadinya perubahan angka elektabilitas paslon capres-cawapres.
"Migrasi ini terjadi karena tingginya unidentified voters, efek dari kampanye dan debat pilpres," kata Aisah.
Aisah menjelaskan, rata-rata hasil survei yang berkembang, angka unidentified voters berkisar antara 10% hingga 17 %. Menurut dia, jumlah itu cukup signifikan dan mampu merubah peta perolehan suara di pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Migrasi suara dapat terjadi akibat adanya perubahan dalam sikap unidentified voters itu," ujarnya. Hal itu, ujarnya, tentu akan memberikan sumbangan kepada perpindahan suara menjelang pilpres.