Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kartunis, Gerilyawan Pemilihan Umum di India

Kartunis menjadi salah satu 'senjata' kandidat presiden dalam kampanye pemilihan umum di India. Kartunis yang dibayar ratusan dolar Amerika Serikat tersebut menyiapkan konten politik yang disebarkan melalui internet dinilai dapat menjangkau jutaan audiens.
Bendera India/Cultural India
Bendera India/Cultural India

Bisnis.com, JAKARTA – Kartunis menjadi salah satu 'senjata' kandidat presiden dalam kampanye pemilihan umum di India. Kartunis yang dibayar ratusan dolar Amerika Serikat tersebut menyiapkan konten politik yang disebarkan melalui internet dinilai dapat menjangkau jutaan audiens.

Ganesh Bhalerao merupakan seorang kartunis yang direkrut oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) untuk meningkatkan perhatian kepada Perdana Menteri Narendra Modi, kandidat petahana. Dia pun membuat kartun untuk 'menyerang' pihak oposisi, Rahul Gandhi.

'Pertarungan' di media sosial dinilai sebagai strategi baru yang dilakukan dalam perhelatan pemilihan umum di India. "Partai-partai politik menyadari pentingnya kartun karena mereka mendapat respons yang besar," ujar Bhalerao, mantan guru seni berusia 29 tahun, dilansir dari Reuters.

Bhalerao menjelaskan kepada Reuters dia bekerja membuat kartun di apartemennya di kota Pune bagian barat. Karya Bhalerao kemudian diunggah di halaman Facebook yang dikelola BJP, menyebar di Twitter dan grup-grup WhatsApp kemudian dibagikan hingga mencapai jutaan audiens.

"Sebuah kartun menyampaikan pesan dari artikel sepanjang 500-1.000 kata hanya dalam satu menit," ujar Bhalerao.

Setiap hari dia membaca koran lokal, menonton berita di televisi, dan memeriksa pesan WhatsApp, mencari ide untuk membuat kartun yang dapat menarik dukungan kepada BJP.

Seperti halnya BJP, Partai Kongres di pihak Gandhi dan rival lainnya pun memiliki 'pasukan' seniman, editor video, dan penulis yang membuat konten untuk 'pertarungan' di media sosial.

Sebagian pekerja partai menjelaskan kepada Reuters, para pembuat konten seperti Bhalerao dibayar beberapa ratus dolar Amerika Serikat per bulan selama masa kampanye.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper