Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 1.613 personel tim gabungan dari 23 berbagai instansi dan lembaga masih melakukan penanganan darurat bencana banjir bandang di Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua.
Jumlah korban dari bencana tersebut masih terus bertambah mengingat luasnya wilayah yang terdampak bencana. Hingga Selasa (19/3/2019) pagi, Posko Induk Tanggap Darurat mencatat total korban meninggal dunia sebanyak 89 orang yaitu 82 korban meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura, dan 7 korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Ampera, Kota Jayapura.
Jumlah korban hilang sesuai laporan dari keluarga dan masyarakat sebanyak 74 orang yaitu 34 orang dari Kampung Milinik, 20 orang dari BTN Gajah Mada, 7 orang dari Komplek Perumahan Inauli, 4 orang dari Kampung Bambar, 2 orang dari BTN Bintang Timur, 1 orang dari Sosial, 1 orang dari Komba dan 3 orang dari Taruna Sosial.
Sementara itu, sebanyak 159 orang luka-luka yaitu luka-luka 84 orang luka berat, dan 75 orang luka ringan. Jumlah pengungsi terus bertambah. Banyak masyarakat yang memilih tinggal di pengungsian karena trauma dan takut akan adanya banjir bandang susulan.
Tercatat ada 6.831 orang pengungsi yang tersebar di 15 titik pengungsian. Pengungsi masih memerlukan bantuan kebutuhan dasar. Dapur umum, pos pelayanan kesehatan dan posko juga sudah didirikan. Namun, masih diperlukan beberapa kebutuhan mendesak seperti MCK, air bersih, permakanan, matras, selimut, pakaian layak, genset, peralatan dapur, psikososial, dan sebagainya.
Data dampak kerugian dan kerusakan juga terus bertambah seiring masuknya data laporan ke posko. Kerugian sementara akibat bencana banjir bandang di Sentani meliputi 350 unit rumah rusak berat 3 unit jembatan rusak berat, 8 unit drainase rusak berat, 4 jalan rusak berat, 2 unit gereja rusak berat, 1 unit masjid rusak berat, 8 unit sekolah rusak berat, 104 unit ruko rusak berat dan 1 unit pasar rusak berat.
Untuk data korban terdampak adalah 11.725 Kepala Keluarga (KK) yang terdapat di tiga distrik (kecamatan) yaitu Distrik Sentani, Waibu dan Sentani Barat.
Kepala BNPB Doni Monardo memimpin langsung rapat kordinasi sekaligus evaluasi penanganan bencana banjir bandang Sentani di Jayapura. Didampingi Kepala Basarnas dan Wakil Gubernur Papua. Dari hasil evalusasi tinjauan di lapangan, Doni menyatakan bahwa hal terpenting saat ini adalah untuk mengelola pengungsi.
“Kita akan memenuhi antara lain air bersih, MCK, selimut, dan matras. Logistik, makan dan bantuan-bantuan lainnya akan terus ditambah dari bantuan berbagai pihak. Unsur relawan, TNI dan Polri juga akan disiagakan disetiap titik pengungsian,” ujarnya dalam keterangan yang dirilis di situs resmi BNPB yang dikutip, Selasa (19/3/2019).
Kepala Basarnas Bagus Puruhito menjelaskan akan terus membantu dalam pencarian orang hilang dan akan mengecek dan meningkatkan pencarian korban. "Kami juga membutuhkan peralatan berat (eskavator) untuk evakuasi dan pencarian korban" ujarnya.
Selama masa tanggap darurat yaitu selama 14 hari, setiap hari akan ada rapat koordinasi untuk mempermudah proses evakuasi dan penanganan yang efektif.