Bisnis.com, JAKARTA – Penembakan jemaat dua masjid di Selandia Baru pada Jumat (15/03/2019) tercatat sebagai aksi penembakan terburuk di masa damai dalam sejarah Selandia Baru.
Penembakan yang terjadi di kota Christchurch, Selandia Baru tersebut mengakibatkan 49 orang kehilangan nyawa dan lebih dari 20 orang terluka. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern kemudian menyebut penembakan tersebut sebagai aksi terorisme.
Dilansir dari Reuters, kekerasan kriminal tidak sering terjadi di Selandia Baru, bahkan polisi di sana pun tidak selalu membawa senjata api. Kejadian penembakan tersebut kemudian tercatat sebagai penembakan di masa damai terburuk dalam sejarah Selandia Baru.
Bisnis menghimpun beberapa kejadian penembakan yang pernah terjadi di Selandia Baru. Berdasarkan informasi yang disampaikan Reuters, peristiwa penembakan pertama di Selandia Baru tercatat pada 1943, di masa Kampanye Guadalkanal.
Sebanyak 48 orang tahanan perang dan seorang penjaga tewas ketika petugas melepaskan tembakan ke arah para tahanan, saat kerusuhan memuncak di sebuah kamp tahanan tentara Jepang. Pengadilan militer kemudian memutuskan bahwa para tahanan bertanggung jawab atas kejadian tersebut, tetapi tidak ada tuntutan yang diajukan.
Selanjutnya, pada 1990, peristiwa penembakan mencekam selama 24 jam terjadi di desa kecil di tepi laut Aramoana. Sebanyak 13 orang lak-laki, perempuan, dan anak-anak kehilangan nyawa. Peristiwa tersebut kemudian mendorong pengetatan undang-undang persenjataan di Selandia Baru.
Selang 2 tahun, pada 1992 terjadi penembakan di sebuah peternakan di luar Auckland. Seorang pria bernama Brian Schlaepfer menembak dan menikam enam anggota keluarganya sendiri, dia kemudian melakukan bunuh diri dengan menggunakan senapan.
Pada 1994, tujuh anggota keluarga Bain ditembak di Dunedin, kota terbesar kedua di South Island. Seorang putra tang masih hidup dijatuhi hukuman pada 1995 karena aksi pembunuhan, tetapi kemudian dia dibebaskan di pengadilan ulang pada 2009 dan diberikan pembayaran hampir 1 juta dollar Selandia Baru.
Kemudian, seorang bersenjata merenggut nyawa enam orang, termasuk ayahnya sendiri, dan melukai empat orang lain di Raurimu. Orang tersebut diadili dan kemudian dinyatakan tidak bersalah karena alasan kejiwaan.