Bisnis.com, JAKARTA — Pertama kali memperkenalkan tiga "kartu sakti" terbarunya dalam pidato "Optimis Indonesia Maju" di Sentul, Jawa Barat, Minggu (24/2/2019), capres petahana Joko Widodo kini terus menjelaskan program terbarunya tersebut di setiap kesempatan berkampanye.
Jokowi terus meluruskan isu-isu negatif terhadap tiga "kartu sakti" terbarunya, sekaligus menjelaskan teknis-teknis pelaksanaannya apabila dirinya terpilih kembali menjadi Presiden RI.
Yang pertama, program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah merupakan perluasan dari program pendidikan pemerintah yang menyasar segmen mahasiswa. KIP Kuliah tersebut dapat digunakan untuk membayar pendidikan mahasiswa yang berkuliah di universitas dan politeknik, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Ketika menjelaskan program ini dalam sebuah acara di Cilacap, Senin (25/2/2019), Jokowi menyebut bahwa pemerintah sudah memiliki sejumlah program landasan untuk membantu mahasiswa.
Sehingga, KIP Kuliah ini direncanakan sanggup menjadi perluasan dan pelengkap program-program yang telah ada, seperti Beasiswa Afirmasi dan Beasiswa Bidik Misi yang dijalankan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
"Ini jumlah yang sangat besar. Kita bicara jumlah yang besar. Sekarang ada yang namanya Beasiswa Afirmasi ada, Beasiswa Bidik Misi ada. Tapi ini kita perluas dengan jumlah yang besar," ujarnya.
Baca Juga
Selanjutnya, Kartu Sembako Murah Jokowi jelaskan ketika menghadiri deklarasi anggota Forum Betawi Rempug (FBR) di Lapangan Ruko Puri Mansion, Minggu (10/3/2019).
Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 ini berjanji akan mulai menghadirkan kartu ini selepas April, dengan teknis pemegang kartu akan mendapatkan diskon ketika membeli kebutuhan pokok menggunakan kartu ini.
"Kita akan keluarkan Kartu Sembako Murah seperti ini. Tetapi jangan berharap yang kaya dapat ini, yang kaya dapat ini enggak boleh. Ini hanya untuk yang masih prasejahtera," jelasnya.
Terakhir, terkait Kartu Prakerja, Jokowi menegaskan bahwa program ini tidak dibuat untuk menggaji pengangguran, tetapi untuk memberikan insentif bagi peserta pelatihan vokasi yang hanya akan diberikan untuk kurun waktu tertentu, yakni 6 bulan sampai satu tahun.
"Bukan untuk memberi gaji kepada yang menganggur, bukan, isu itu harus bisa kita jawab," kata Jokowi saat berpidato di Festival Satu Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (10/3/2019).
"Ini hanya untuk pemacu agar mereka bisa segera mendapatkan kerja. Jadi bukan memberi gaji bagi yang menganggur," tutupnya.