Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengingatkan para santri bahwa kualitas kesehatan menjadi salah satu penentu untuk mencapai bonus demografi.
“Terkait dengan bonus demografi di Indonesia yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030, kita harus menyikapinya sejak saat ini, dimana penduduk usia produktif akan lebih besar dibandingkan penduduk lanjut usia (lansia). Penduduk usia produktif yang seharusnya dapat menanggung penduduk lansia jangan sampai justru menjadi beban,” kata Nila dalam siaran pers, Sabtu (9/3).
Sebagai informasi, bonus demografi adalah besarnya penduduk usia produktif antara 15 tahun hingga 64 tahun dalam suatu negara.
Untuk itu, dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu dan komprehensif dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu faktor lingkungan yang mencakup fisik, kimia, biologi dan sosio-budaya (40%), faktor perilaku (30%), faktor pelayanan kesehatan (20%) dan faktor genetika (10%).
Hal ini menunjukkan bahwa faktor pelayanan kesehatan hanya memiliki kontribusi sebesar 20%, sedangkan 80% disebabkan oleh faktor di luar pelayanan kesehatan.
Untuk itu, faktor di luar pelayanan kesehatan seperti gizi, pola hidup bersih dan sehat, akses air bersih dan sanitasi, serta akses terhadap pangan yang bergizi dan aman perlu menjadi perhatian bersama.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas kesehatan, Menkes juga mengingatkan para santri untuk melakukan gerakan hidup bersih dan sehat (Germas).
“Germas bertujuan agar kesehatan kita terjaga, lingkungan bersih, kita menjadi lebih produktif, dan biaya berobat berkurang,” kata Menkes.
Dalam hal ini, germas diwujudkan melalui kegiatan peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan, dan peningkatan edukasi hidup sehat.