Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Eropa Pangkas Proyeksi Pertumbuhan

Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengungkapkan pemangkasan prospek ekonomi Bank Sentral Eropa terbesar sejak merilis beberapa program pelonggaran kuantitaif di tengah stimulus baru yang disiapkan untuk menopang pertumbuhan.
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski

Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengungkapkan pemangkasan prospek ekonomi Bank Sentral Eropa terbesar sejak merilis beberapa program pelonggaran kuantitaif di tengah stimulus baru yang disiapkan untuk menopang pertumbuhan.

Pada saat yang sama, Draghi menyampaikan bahwa suku bunga utama ECB akan tetap pada level terendah, tetap pada -0,4%, setidaknya sampai akhir tahun, atau beberapa bulan lebih lambat dari yang mereka prediksi sebelumnya yakni hingga musim panas.

Gubernur ECB tersebut mengatakan bahwa ekonomi di zona euro diprediksi hanya akan tumbuh 1,1% tahun ini atau menunjukkan penurunan 0,6% dari perkiraan yang dia sampaikan tiga bulan lalu.

Menurutnya, paket stimulus dalam bentuk pinjaman baru untuk bank hingga kebijakan untuk menahan suku bunga pada level terendah bertujuan untuk memperluas dampak stimulus yang telah disiapkan bank sentral.

"Ketidakpastian berkepanjangan terkait dengan faktor geopolitik, ncaman proteksionisme dan kerentanan di pasar negara berkembang tampaknya meninggalkan bekas pada sentimen ekonomi," kata Draghi kepada wartawan di Frankfurt, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (8/3/2019).

Lebih lanjut Draghi mengatakan prospek pertumbuhan kawasan euro masih mengarah ke pelemahan yang terus berlanjut.

Pasca pengumuman tersebut, euro tercatat merosot untuk hari kelima, turun 0,6% ke level US$1,1234.

ECB kembali menerbitkan stimulus hanya tiga bulan setelah para pembuat kebijakan memutuskan untuk mengakhiri program pembelian obligasi mereka dan berharap untuk mulai menyapih ekonomi kawasan euro dari stimulus yang dikeluarkan pada era krisis.

Keberuntungan mereka habis setelah ekonomi Eropa, yang bergantung pada ekspor, melemah di bawah ketegangan perdagangan, perlambatan di China dan ketidakpastian di sekitar Brexit.

Draghi mengatakan, pembuat kebijakan tidak dapat menyelesaikan masalah yang terkait dengan proteksionisme dan Brexit Pertemuan ECB pada Kamis (7/3) adalah yang terakhir sebelum Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret.

Meskipun banyak pihak sudah memprediksi bahwa ECB akan mengambil tindakan untuk menjaga ekonomi Eropa, mereka tidak menyangka bahwa salah satunya adalah tambahan stimulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper