Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dewan Perwakilan AS Minta Rincian Pembicaraan Trump dan Putin

Dalam surat tersebut, anggota parlemen AS menyatakan keprihatinan atas laporan yang menyebutkan bahwa Trump telah melakukan pembicaraan khsusus dengan Putin dan berusaha menghapus bukti pembicaraan tersebut.
Presiden AS Donald Trump (kiri) menerima bola sepak dari Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam konferensi pers bersama setelah keduanya bertemu membahas sejumlah isu di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7)./Reuters-Grigoriy Dukor
Presiden AS Donald Trump (kiri) menerima bola sepak dari Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam konferensi pers bersama setelah keduanya bertemu membahas sejumlah isu di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7)./Reuters-Grigoriy Dukor

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Perwakilan Amerika Serikat melayangkan surat kepada Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri yang berisi permintaan rincian informasi komunikasi antara Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Surat yang ditandatangani oleh Kepala Komite Intelijen Adam Schiff, Kepala Komite Hubungan Luar Negeri Elliot Engel dan Kepala Komite Pengawasan Elijah Cummings tersebut merupakan bagian dari penyelidikan DPR AS terhadap indikasi penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Trump selama menjabat.

Dalam surat tersebut, anggota parlemen AS menyatakan keprihatinan atas laporan yang menyebutkan bahwa Trump telah melakukan pembicaraan khsusus dengan Putin dan berusaha menghapus bukti pembicaraan tersebut.

"Tuduhan ini, jika benar, meningkatkan masalah keamanan nasional, kontra intelijen, dan kebijakan luar negeri yang mendalam, terutama mengingat dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilihan umum di Amerika Serikat," tulis ketiganya dalam surat tersebut sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (5/3/2019).

Gedung Putih dilaporkan enggan memenuhi permintaan tersebut. Seorang juru bicara menyatakan percakapan pribadi Presiden dengan kepala negara asing merupakan kewenangan yang diatur konstitusi.

"Presiden dapat memilih untuk berbagi, atau tidak membagikan isi percakapan itu secara terbuka karena diskusi seperti itu - seperti semua diskusi diplomatik - seringkali bersifat sensitif," kata juru bicara yang enggan disebut namanya itu. Ia pun mendesak panel penyelidikan menghormati otoritas Trump untuk melakukan kebijakan luar negeri.

Selain penyelidikan ini, Trump juga tengah dihadapkan dengan sejumlah investigasi yang diinisiasi komite Kongres. Termasuk penyelidikan selama 22 bulan yang dipimpin oleh Penasehat Khusus Robert Mueller atas dugaan keterlibatan Rusia dalam kampanye Trump selama Pemilihan Presiden 2016.

Senin kemarin (4/3/2019), Komite Kehakiman DPR merilis 81 nama individu dan organisasi yang menjadi target penyelidikan. Di antara nama-nama tersebut, tercantum putra Trump, Donald Trump Jr dan Eric Trump; pembantu Gedung Putih sekaligus menantu Trump, Jared Kushner; Kepala Keuangan Organisasi Trump Allen Weisselberg, mantan jaksa agung AS Jeff Sessions dan mantan penasehat Gedung Putih Don McGahn.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper