Bisnis.com , JAKARTA - Presiden Iran Hassan Rouhani menolak permohonan pengunduran diri Mohammad Javad Zarif dari posisi menteri luar negeri.
Penolakan ini disampaikan sehari setelah Zarif mengungkapkan sinyal pengunduran dirinya melalui unggahan di Instagram.
"Pemimpin Tertinggi menggambarkan Anda sebagai sosok yang 'dapat dipercaya, berani, dan religius' serta paling depan dalam menghadapi tekanan Amerika Serikat," tulis Rouhani dalam surat yang ditujukan kepada Zarif sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (27/2/2019).
"Saya meyakini menerima pengunduran diri Anda akan bertentangan dengan kepentingan nasional. Oleh karena itu, saya menolaknya," sambung Rouhani menegaskan.
Zarif menyatakan pengunduran dirinya secara tiba-tiba dan tanpa peringatan pada Senin (25/2/2019) melalui Instagram. Ia juga mengungkapkan permintaan maafnya karena perjanjian nuklir yang ia negosiasikan dengan sejumlah negara industri terancam gagal setelah AS memutuskan menarik diri.
Pengumuman ini datang selang beberapa jam setelah Presiden Suriah Bashar Al-Assad bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Ayatullah Khameini dan Presiden Rouhani.
Sejumlah pihak menilai pengunduran diri Zarif disebabkan oleh tekanan dari kelompok garis keras yang mengharapkan kebijakan luar negeri Iran yang lebih tegas terhadap AS.
Zarif telah menjabat sebagai menteri luar negeri Iran sejak Agustus 2013. Ia merupakan sosok penting yang berkontribusi besar dalam perjanjian nuklir yang disepakati Iran dan Amerika Serikat beserta lima negara lainnya pada 2015 lalu.
Keberhasilan kesepakatan nuklir itu sempat membawa angin segar bagi perekonomian Iran yang selama bertahun-tahun menghadapi sanksi dari Amerika Serikat. Namun narasi berbalik menyerang Iran, perjanjian yang menjamin komitmen Iran untuk tak mengembangkan program pengayaan uraniumnya menjadi senjata nuklir dibatalkan sepihak oleh Amerika Serikat setelah Donald Trump merebut kursi Presiden.
Setelah pengumuman penolakan dari Rouhani, kantor berita semi-resmi ISNA melaporkan bahwa Zarif telah menghadiri upacara untuk menyambut perdana menteri Armenia ke Teheran yang mengisyaratkan bahwa ia telah melanjutkan tugasnya sebagai menteri luar negeri.